DENPASAR, BALIPOST.com – Bali sebagai sebuah destinasi wisata dunia tentunya memiliki sejumlah perusahaan yang skalanya juga mendunia. Namun, tak banyak perusahaan di Bali yang masuk bursa saham.
Padahal, menurut Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI), Tito Sulistio, di Bali terdapat sejumlah sektor yang berpotensi melantai di bursa saham. Sektor itu adalah consumer base product dan pariwisata. “Potensi perusahaan di Bali yang go public adalah yang berhubungan dengan consumer dan pariwisata. Karena kalau komoditi di Bali kan engga gede,” kata Tito.
Dikatakan Bali merupakan satu-satunya Provinsi yang clustering. “Clustering itu adalah interkonekting industri yang sudah jadi,” ungkapnya.
Misalnya kawasan Celuk dengan banyaknya pelaku usaha silver, Ubud dengan kekhasan lukisan, termasuk daerah lain yang memiliki usaha skala besar juga. Tidak terkecuali, pelaku usaha di sektor biro perjalanan yang tergolong besar banyak juga di Bali. Seluruh perusahaan itu memiliki peluang untuk melantai di bursa.
Bali adalah pulau yang unik dengan penduduk yang mencapai kurang lebih empat juta jiwa. Namun jumlah wisatawan yang datang bisa lebih dari itu. Sebesar 40 persen wisatawan yang ke Indonesia tujuannya adalah Bali.
Kondisi ini tentunya berpengaruh pada pendapatan per kapitanya dan peluang tumbuhnya investor di pasar modal. Mengingat pendapatan per kapitanya juga tumbuh.
Karena itu, Tito mengajak perusahaan lokal di Bali untuk IPO karena pasar modal adalah pasar modern tempat untuk memobilisasi dana jangka panjang. “Bukan hanya untuk perusahan besar tapi kecil juga. Bukan pula hanya untuk perusahaan di Jakarta saja namun perusahaan lokal juga,” ujarnya. (Citta Maya/balipost)