MANGUPURA, BALIPOST.com – Penguraian kemacetan di kawasan Badung terus dilakukan. Hal ini dilakukan untuk tetap menjaga image pariwisata Bali yang ikonnya adalah Kuta dan wilayah sekitarnya yang masuk dalam kawasan Badung.
Belum rampung underpass di Simpang Patung Ngurah Rai, Pemkab Badung kembali akan membangun underpass. Lokasinya di simpang Patung Kuta, Tuban. Bahkan anggaran pembuatan feasibility studi (FS) untuk Underpass Simpang Patung Kuta Tuban ini sudah muncul.
Saat dikonfirmasi, Kepala Bidang Bina Marga, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Badung, Sang Nyoman Oka Permana membenarkan hal itu. Dikatakan, pembuatan jalan underpass ini bertujuan untuk mengurai kemacetan di Kuta dan sekitarnnya.
Bahkan, saat ini sudah ada proses tender untuk belanja Jasa Konsultansi Perencanaan, Jasa Konsultansi Perencanaan, Penyusunan FS Underpass yang bersumber dari APBD 2018. Menurutnya, nilai Pagu Paket Rp 515.000.000 dan Nilai HPS paket Rp 513.525.540.
Namun, kata Oka Permana, FS ini hanya baru sebatas kajian awal dan dari hasil FS ini akan dicarikan solusi terbaik. Untuk mengurai kemacetam disana, nantinya apakah harus dibuatkan underpass atau merubah konsep jalan simpang tersebut.
Mengenai pembiayaan, setelah ada kajian FS, pihaknya akan mengajukan ke pemerintah pusat.
Sementara, untuk mengurai kemacetan di kawasan kuta selatan, jalan Lingkar Barat dan Jalan Lingkar Selatan tahun depan rencananya akan dilakukan pembangunan fisik. Sedangkan, untuk feasibility study (FS) dan Detail Engineering Design (DED) proyek tersebut sudah selesai. Bahkan DED sudah proses tender di Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Pemkab Badung.
Sesuai tender dengan lelang Konsultasi Perencanaan, Penyusunan DED Pembangunan Jalan Lingkar Barat Kuta Selatan, proyek yang didanai APBD Perubahan 2017 itu dipasang Rp 310.120.000. Begitu juga Konsultansi Perencanaan, Penyusunan DED Pembangunan Jalan Lingkar Barat Tanjung Benoa juga sudah masuk lelang dianggarkan Rp 750.163.900.
Anggaran juga diambil dari APBD Perubahan 2017. Jalan Lingkar Barat Kuta Selatan meliputi Sawangan-Ungasan-Pecatu dan Uluwatu-Jalan Four Season Jimbaran, dengan panjang sekitar 5,3 km.
Sebagian jalan juga akan menyusuri pinggiran pantai, dan di beberapa titik akan dibangun dengan kontruksi melayang. Sedangkan Jalan Lingkar Barat Tanjung Benoa meliputi Jalan Pratama melewati beberapa kawasan mangrove, lahan kosong dan pinggir pemukiman, lalu berakhir di ujung utara Tanjung Benoa dengan panjang jalan 4,5 km. “Eksekusinya jalan lingkar barat kemungkinan tahun 2019 bisa dikerjakan,” ucapnya. (Yudi Karnaedi/balipost)