DENPASAR, BALIPOST.com – Dikenal sebagai pulau dewata dengan sebutan pulau seribu pura, Bali tidak asing lagi dikunjungi wisatawan, baik wisatawan mancanegara maupun wisatawan lokal. Dengan nilai jual yang dimiliki, seperti nilai panorama, budaya, adat dan agamanya, Bali mampu membuat wisatawan tidak hanya berlibur saja, melainkan bertempat tinggal, bahkan sampai berinvestasi.
Pengaruh wisatawan tentu saja sangat signifikan berpengaruh terhadap perkembangan sektor ekonomi di Bali. Terlebih juga berdampak pada kemacetan di sepanjang arus menuju destinasi pariwisata akibat mobilisasi penduduk yang tak terbendung.
Untuk mengatasi tersebut, berbagai upaya telah dirancang oleh pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali dan pemerintah pusat guna memberikan kenyamanan wisatawan maupun masyarakat lokal. Salah satunya merancang pembangunan mode transportasi Kereta Api jalur Mengwitani-Singaraja.
Bahkan, Pemrov telah mengkaji pengadaan transportasi ini untuk memperlancar mobilitas warga dan wisatawan menuju Buleleng dan sebaliknya. Sementara itu, Pemerintah Pusat juga telah merencanakan membangun shortcut di 10 titik di Bali.
Pengamat transportasi yang juga Ketua MTI (Masyarakat Transportasi Indonesia) Wilayah Bali, I Made Rai Ridartha, menilai kajian terhadap rencana membangun mode transportasi Kereta Api jalur Mengwitani-Singaraja merupakan solusi yang tepat. Sebab, masyarakat Bali membutuhkan transportasi alternatif untuk memperlancar perjalanan dari Kota Denpasar menuju Singaraja dan sebaliknya. “Suatu saat kita membutuhkan jenis transportasi moda Kereta Api. Untuk saat ini perlu dipertimbangkan potensi penumpangnya untuk menghitung perbandingan antara investasi dan pendapatannya atau manfaatnya,” tandas Rai Ridartha, Senin (16/4).
Meskipun kondisi kontur tanah kurang bagus dan jalur yang akan dilalui terjal serta curam, menurut Rai Ridartha, tidak menjadi persoalan yang serius. Sebab, perkembangan teknologi saat ini sudah canggih. “kalau soal teknik bagaimana tracknya dibangun, itu bukan masalah. Karena dengan teknologi apapun dapat dikerjakan,” tegasnya.
Selain itu, untuk mengatasi kemacetan dan memperlancar arus lalu lintas, rencana pembangunan 10 shortcut di Bali, terutama menuju Singaraja juga harus dipertimbangkan untuk segera terealisasi. Apalagi, menurutnya pembangunan shortcut akan dapat mengatasi masalah kemacetan. “Saya kira operasional 10 shortcut juga harus dipertimbangkan. Jika shortcut sudah dapat mengatasi masalah (waktu tempuh dan keselamatan-red), maka kemungkinan untuk membangun mode transportasi Kereta Api Mengwitani-Singaraja belum saatnya dibangun. Tetapi, Kereta Api dari Kota ke Bandara harus dikerjakan lebih cepat sesuai dengan tahapan rekomendasi hasil studi yang telah dilakukan Pemprov,” pungkasnya. (Winatha/balipost)