Petugas PLN bersama staf Dinas PUPR Buleleng melakukan ujicoba pengoperasian PLTS untuk sumur bor di Desa Bondalem, Kecamatan Tejakula. (BP/ist)

SINGARAJA, BALIPOST.com – Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dibangun di Desa Bondalem untuk mengoperasikan pompa air sumur bor. Sayangnya usai dibangun Pemkab, pengoperasiannya belum bisa dilakukan.

Manajemen PLN, dijelaskan Supervisor Pemeliharaan Meter Transaksi, Jimi Arta didampingi Staf Transaksi Energi, Fery Eka Perwira, Selasa (17/4) telah melakukan uji coba. Namun hasilnya, salah satu komponen mesin PLTS belum memenuhi variabel yang ditetapkan PLN.
Ia khawatir jika PLTS dipaksa beroperasi, distribusi listrik PLN di Desa Bondalem dan sekitarnya terganggu karena tegangan listriknya drop akibat tidak stabilnya pasokan listrik PLTS yang terkoneksi pararel dengan jaringan listrik PLN.

Baca juga:  PLN Jalin Kolaborasi Kembangkan Ekosistem Kendaraan Listrik

Fery mengatakan, setelah PLTS Bondalem selesai dibangun pihaknya dua kali melakukan uji coba pengoperasian PLTS, yakni pada 26 dan 30 Januari 2018 lalu. Uji coba pertama menyebutkan, saat daya listrik PLTS dikoneksikan pararel ke jaringan listrik PLN, variabel dari komponen cosphi pada mesin PLTS menunjukkan 0,73. Setelah dilakukan penyempurnaan dan kembali diuji, catatan dari komponen cosphi yang dipasang oleh rekanan yang membangun PLTS Bondalem turun menjadi 0,6.

Variabel sebesar itu jauh di bawah standar PLN yang pada posisi normal mencapai 0,9. Karena komponen cosphi yang berfungsi mencatat perbandingan tegangan listrik dari Kilovolt (KV) menjadi Kilovolt Amper (KVA) belum memenuhi angka standar 0,9 atau bahkan di atasnya, PLTS belum bisa beroperasi.

Baca juga:  Siaga Pasokan Listrik Lebaran, PLN Siapkan 60 Posko di Bali

PLN sudah berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang (PUPR) Buleleng agar meminta rekanan yang membangun PLTS menyempurnakan komponen cosphi sesuai standar PLN. Hanya saja, saran itu belum selesai dilakukan sampai sekarang ini. “Kalau dikatakan PLN mengganjal izinnya itu tidak pas. Sebab, dari uji coba dan koordinasi tim teknisi PLN dengan PUPR berjalan dan karena variabel yang dihasilkan komponen cosphi itu belum standar, sehingga PLTS-nya belum layak beroperasi,” katanya.

Baca juga:  Ambil Peluang Sektor Pangan, Presiden Minta Kadin Jangan Gunakan Cara Tradisional

Sebelumnya, Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana (PAS) menyarankan DPRD Buleleng segara mengundang PLN untuk mencari penyebab dan solusi agar PLTS Bondalem beroperasi. Ini karena, PLTS mampu menekan biaya listrik mesin pompa sumur bor dan dukungan sumberdaya alam untuk membangun PLTS tergolong tinggi.

Setelah PLTS di Bondalem berhasil, pemkab berjanji mengembangkan hal yang sama untuk mengatasi krisis air bersih yang terjadi di beberapa desa di Kecamatan Tejakula dan sekitarnya. (Mudiarta/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *