Nyondeg terbaring lemah di IGD BRSU Tabanan. (BP/bit)

TABANAN, BALIPOST.com – Ni Ketut Nyondeg (77), wanita paruh baya asal Banjar Paka Sanda, Kecamatan Pupuan, Kabupaten Tabanan terlihat lemah terbaring di salah satu sudut ruangan transit di ruang UGD BRSUD Tabanan. Di hidungnya terpasang selang alat bantu nafas, berikut di tangan kanannya yang sudah berkeriput terpasang infus.

Ni Ketut Nyondeg masuk ke UGD, Senin (16/4) siang sekitar pukul 14.20 wita dengan keluhan batuk sesak dan dada berdebar. Dari informasi pihak rumah sakit, pasien ini awalnya sedang menunggu putri semata wayangnya yang sedang opname karena strok di ruang HCU. Karena merasa lemas dan sesak, selanjutnya nenek Nyondeg dibawa ke UGD untuk dilakukan pemeriksaan.

Kepala bidang pelayanan medik BRSUD Tabanan, dr. I Gede Sudiarta seijin Dirut BRSUD Tabanan dr. I Nyoman Gede Susila saat dikonfirmasi Selasa (17/4) menerangkan dari hasil pemeriksaan dokter, didapatkan ada tanda tanda kelainan pada paru-paru Nyondeg yang menyebabkan pasien merasa sesak disertai adanya gangguan denyut jantung yang tidak teratur (cepat). Setelah dilakukan pemeriksaan rontgen maupun rekam jantung dicurigai ada perselubungan masa padat ke arah tumor paru disertai tanda-tanda Pneumonia bercak di paru.

Baca juga:  Diva Beauty Yoga, Ajarkan Perawatan Kesehatan dan Kecantikan

Dari rekaman jantung didapatkan denyut jantung cepat atau ketidakteraturan denyut jantung. “Saat ini pasien didiagnosa dengan suspect Tumor Paru dan Pneumonia disertai Atrial Fibrilasi,” ucapnya.

Sampai saat ini nenek Nyondeg masih menjalani perawatan oleh dua dokter spesialis, yakni spesialis paru dan spesialis jantung. “Kemungkinan dalan waktu dekat sudah bisa dipindahkan ke Ruangan Inap,”terangnya.

Ditemui di ruang transit, dengan suara lirih Nyondeg mengatakan dirinya tengah menunggu anaknya Ni Wayan Kariani (55) yang saat ini tengah dirawat di ruang HCU. “Sebelum sakit anak saya hendak pergi berjualan ke pasar Sanda, tetapi tiba tiba mengeluh kakinya lemas dan kaku tidak bisa bicara, “ucapnya.

Baca juga:  Uji Emisi Tiga Hari, 132 Unit Kendaraan Tak Lulus

Karena khawatir akan kondisi anak semata wayangnya, nenek Nyondeg pun berusaha menghubungi tetangganya untuk mengantarkan anaknya ke rumah sakit. “Kebetulan ada tetangga yang menolong, karena saya hanya tinggal berdua saja,” ucapnya.

Bahkan selama menunggu anaknya di rumah sakit, ia mengaku rela tidur lesehan di dekat ruang tempat putrinya dirawat. Mengingat kondisi nenek ini lemah, banyak warga penunggu pasien yang bersimpati termasuk juga kapolsek dan Camat Pupuan yang sudah menyempatkan diri menjenguknya.

Begitupun sejumlah warga yang peduli telah memberi bantuan berupa materi dan makanan kepada nenek tersebut, namun karena termakan usia nenek tersebut ambruk sakit karena sesak di bagian dada.

Terkait kondisi Ni Wayan Kariani (55), putri nenek Nyondeg, pihak rumah sakit menerangkan jika pasien diantar ke BRSU Tabanan, pada tanggal 13 April 2018. Dari hasil pemeriksaan dokter jaga IRD dan Foto CT Scan pada kepala pasien di temukan tanda-tanda adanya perdarahan dibagian pembuluh darah otak sehingga menimbulkan gangguan lemas pada tangan dan kaki kiri pasien disertai suara Fellow (badil). Pasien dirawat oleh Spesialis Saraf dengan Diagnosa Stroke dengan perdarahan (CVA bleeding). Penanganan pasien sudah dilakukan sesuai dengan Standar Prosedur dan Terapi.

Baca juga:  Warga Bali Terjangkit COVID-19 Bertambah Seribuan Orang, Puluhan Korban Jiwa Juga Dilaporkan

Terkait segala biaya perawatan nenek Nyondeg dan putrinya, dikatakan dokter Gede Sudiarta, akan di tanggung oleh Kartu Indonesia Sehat (KIS) yang dimiliki pasien. Sedangkan pelayanan pengambilan obat dan pemberian obat dilakukan oleh petugas BRSU Tabanan karena pasien bersangkutan keduanya tidak ada yang menunggu.

Semua proses pelayanan dan perawatan termasuk konsumsi kedua pasien dijalankan dengan kebijakan Direktur BRSU Tabanan, dan ditanggung pihak BRSU Tabanan sampai pasien stabil dan boleh pulang. “Pihak rumah sakit juga sudah berkoordinasi dengan Dinas Sosial untuk proses selanjutnya,” ucap dr. Gede Sudiarta. (Puspawati/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *