MANGUPURA, BALIPOST.com – Kabut duka menyelimuti keluarga I Gusti Ayu Raka Rasmi. Sang maestro Tari Oleg Tamulilingan yang dikenal hingga ke mancanegara ini menghembuskan nafas terakhir di kediamanya Puri Abiansemal, Banjar Keraman, Desa/Kecamatan Abiansemal, Selasa (17/4).
Seniman 79 tahun kelahiran asal Peliatan, Ubud, Gianyar, berpulang sekitar pukul 11.30 Wita siang. Jenazah perempuan kelahiran Peliatan, 10 Maret 1939 itu kini disemayamkan di RSUD Mangusada di Kelurahan Kapal, Kecamatan Mengwi.
AA Bagus Wira Teja, putra kedua almarhum mengaku shock dengan kepulangan almahum. Pasalnya, almarhum yang meninggalkan empat orang anak, sembilan cucu serta dua orang cicit dalam kondisi sehat.
Bahkan, sempat menikmati kopi yang setiap hari dihidangkan. “Biasa kami bikinkan kopi pagi harinya. Bahkan, sempat ke pasar di depan Puri. Memang hari itu (Selasa 17/4) tumben pulang cepat terus kelihatan gelisah dan menekan-nekan dadanya. Lalu ibu istirahat di dalam kamar. Namun, waktu saya bangunin, tidak ada respon terus saya pegang sudah dingin,” tuturnya.
Melihat ibundanya, AA Wira Teja langsung bergegas ke Puskesmas Abiansemal 1, Blahkiuh. Namun, tim medis menyatakan ibunya telah berpulang. “Maunya ibu itu ke Peliatan, ke rumah adik (AA Wirati),” ucapnya.
AA Wira Teja mengatakan almarhum memiliki riwayat sakit tekanan darah tinggi. “Kami merasa sangat kehilangan sosok ibu yang telah membesarkannya penuh kasih sayang. Tiga tahun terakhir ini ibu tinggal sama saya. Walau kadang-kadang ke rumah anak-anaknya yang lain. Kadang di Peliatan, kadang di Dalung,” terangnya.
Berdasarakan informasi, sang maestro akan diupacara pelebon pada tanggal 24 April 2018. Rencana jam 7 berangkat langsung ke Krematorium Mumbul, Nusa Dua, Kuta Selatan untuk dikremasi.
Sebab, di Desa Abiansemal, Kecamatan Abiansemal sendiri berdasarkan hasil rapat desa tanggal 31 Maret 2018 akan melaksanakan Ngusaba Dalam di Pura Dalem pada tanggal 16 Mei 2018. Jenazah kini disemayamkan di Rumah Sakit Mangusada, Kapal. (Parwata/balipost)