Tower
Bupati Gianyar A.A. Gde Agung Bharata usai menerima pandangan umum fraksi di Gedung DPRD Gianyar, Rabu (8/11). (BP/dok)

GIANYAR, BALIPOST.com – Tiga sektor yakni pendidikan, kesehatan dan pengentasan kemiskinan menjadi fokus pembangunan Kabupaten Gianyar tahun 2013-2018. Sejumlah terobosan dilakukan dalam rangka perbaikan dan peningkatan kualitas pelayanan publik serta peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Mantan Bupati Gianyar A.A. Gde Agung Bharata mengungkapkan, tiga sektor tersebut merupakan pondasi sekaligus tujuan pembangunan suatu daerah. Agung Bharata menegaskan, tanpa pendidikan berkualitas, suatu daerah tidak akan memiliki modal pembangunan.

Sebab, generasi mudalah yang nantinya menjadi penerus pembangunan. Maka dari itu, penyediaan infrastruktur, SDM dan sistem pendidikan yang baik merupakan kewajiban yang harus dipenuhi pemerintah. “Untuk mengatasi kekurangan guru, kita angkat GTT (guru tidak tetap-red) sebagai solusi. Kemudian, kita juga sediakan sistem transportasi gratis untuk pelajar. Anggaran pendidikan juga sudah sesuai ketentuan nasional,” katanya.

Di era kepemimpinannya, Agung Bharata meletakkan pondasi pendidikan berbasis agama Hindu. Dia mencetuskan PAUD Berbasis Hindu. Beberapa sudah berdiri dan kini terus dikembangkan. Pendidikan agama khususnya agama Hindu sejak dini, sangat penting dalam membentuk karakter generasi penerus.

Baca juga:  19 Ribu Lebih Warga Buleleng Terancam Tidak Bisa “Nyoblos” Pemilu 2019

Nilai-nilai agama Hindu sangat relevan diimplementasikan di kehidupan sehari-hari. “Walaupun belum kita bisa bikin sekolah yang betul-betul berbasis agama, minimum kita mulai merintisnya. Kita integrasikan dengan pembinaan umat beragama. Karena kita tahu, agama, apalagi sekarang, peka sekali. Kerukunan umat beragama adalah hal paling penting dalam konteks berbangsa dan bernegara,” jelasnya.

Terobosan bidang pendidikan lainnya berwujud sistem transportasi gratis khusus pelajar. Bus Sekolah Kabupaten Gianyar menjadi moda transportasi utama sistem ini. Secara bertahap, peningkatan layanan dilakukan mulai dari penambahan armada bus dan halte hingga pemberdayaan angdes.

Di bidang kesehatan, Agung Bharata mencetuskan sejumlah program dengan gagasan sederhana bahwa fasilitas kesehatan di Gianyar tidak boleh menolak orang miskin yang sakit. Puskesmas dibenahinya secara bertahap. Saat ini, sebagian besar puskesmas memiliki fasilitas rawat inap. Di awal 2018, program gratis rawat inap kelas III untuk masyarakat miskin diluncurkannya. Program yang sangat mudah diakses karena masyarakat hanya tinggal menunjukkan KTP Gianyar.

Baca juga:  Gianyar Jadi Lokasi Seribuan Pengungsi, Bupati Bharata Pastikan Logistik Mencukupi

Di sisi lain, meski belum sepenuhnya rampung, pelayanan dan gedung RSUD Sanjiwani juga dibenahi di eranya. Dia pun berharap, siapapun pemimpin Gianyar nanti melanjutkan pembangunan bidang kesehatan. Pemerintah tidak perlu khawatir berutang demi layanan kesehatan prima bagi masyarakat.

Bupati Agung Bharata meresmikan pembangunan RSUD Sanjiwani. (BP/ist)

Terkait upaya pengentasan kemiskinan, pihaknya sudah jauh-jauh hari mencetuskan program membangun dari desa melalui Program Siaga Desa Swatantra. Di program ini, Pemkab Gianyar memberikan kesempatan masyarakat desa membangun sesuai potensi wilayah masing-masing.

Selain tiga prioritas tersebut, Pemkab Gianyar juga tetap concern terhadap pelestarian budaya dan lingkungan. Nilai-nilai budaya Bali yang adiluhung jangan sampai tergerus perkembangan zaman.

Baca juga:  Gianyar Raih Penghargaan di Anugerah Kebudayaan 2019

Maka, konsep yang ditanamkan Agung Bharata, tidak alergi budaya luar dan melakukan penyesuaian, namun tetap menjaga agar saripati budaya Bali tidak berubah. Sebagai kabupaten dengan julukan Gumi Seni, aktivitas berkesenian di masyarakat harus tetap tumbuh dan bisa memberikan manfaat ekonomis. Dia pun meletakkan landasan kuat pembangunan seni budaya dengan telah ditetapkannya Gianyar sebagai Kota Pusaka.

Terkait pelestarian lingkungan, diwujudkan dengan program-program OPD yang berwawasan lingkungan hingga pemberdayaan masyarakat. Dari sisi pembangunan fisik, Museum Subak di Pantai Masceti adalah wujud komitmen pelestarian budaya dan pertanian. Selain itu, Gianyar telah memiliki kebun raya di Desa Pakraman Pilan, Desa Kerta, Kecamatan Payangan yang merupakan wujud kepedulian Agung Bharata terhadap perlindungan daerah konservasi dan kekayaan flora dan fauna di dalamnya. (*)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *