GIANYAR, BALIPOST.com – Pola pembangunan Kabupaten Gianyar dalam beberapa tahun terakhir, tidak hanya dititikberatkan pada sektor-sektor yang menjadi prioritas seperti pendidikan, kesehatan dan pengentasan kemiskinan. Pemkab Gianyar juga mengeluarkan berbagai kebijakan yang berpihak pada lingkungan.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Gianyar I Wayan Kujus Pawitra menjelaskan, selama lima tahun terakhir, Pemkab Gianyar berupaya mewujudkan Gianyar yang bersih, hijau dan elok. Bukan tanpa sebab, pembangunan yang masif tanpa dibarengi pelestarian lingkungan hanya akan membuat laju kerusakan lingkungan makin cepat. Hal inilah yang coba diantisipasi dengan berbagai kebijakan yang berpihak pada lingkungan.
Kebijakan dimaksud berupa penataan taman kota. Taman Kota Gianyar dipercantik sehingga menjadi taman yang representatif, kaya fungsi dan manfaat. “Taman, ruang terbuka hijau, adalah kebutuhan masyarakat perkotaan masa kini. Taman kota kita rancang dengan air terjun berteknologi yang pada saat itu pertama di Bali. Penataan taman median By Pass Buruan, taman-taman perbatasan juga kita lakukan,” katanya.
Kebijakan berikutnya yakni pembangunan Kebun Raya Gianyar di Pilan, Payangan. Di Bali, belum semua kabupaten/kota punya kebun raya. Keberpihakan Bupati Gianyar kala itu, A.A. Gde Agung Bharata terhadap lingkungan sangat jelas dengan digagasnya pembangunan kebun raya ini. Selain pelestarian lingkungan yang bersinergi dengan nilai-nilai agama dan adat istiadat, kebun raya ini juga berfungsi sebagai kawasan konservasi, pendidikan, rekreasi dan daerah resapan.
Hampir bersamaan, Pemkab Gianyar melakukan penelitian biodiversity. Hasil penelitian berupa data kekayaan hayati asli Gianyar dijadikan buku yang bisa dibaca siapapun. “Di kebun raya misalnya, ditemukan jenis anggrek langka yang sekarang masih diteliti oleh LIPI. Di buku yang kita bagikan ke sekolah-sekolah ini sudah dicantumkan. Tujuannya agar masyarakat tahu kekayaan biodiversity, agar nanti jadi referensi pengetahuan alam Gianyar dan memunculkan kecintaan akan lingkungan,” kata Kujus.
Dalam hal pengelolaan sampah, konsep yang tengah dikembangkan yakni pengelolaan sampah terpadu mandiri di perdesaan. Dasar pemikirannya, sumber sampah terbesar adalah rumah tangga. Tiap desa ke depannya harus memiliki sistem pengelolaan sampah termasuk bank sampah dan KUBE sehingga penanganan akan lebih efektif dan bermanfaat secara ekonomis bagi masyarakat.
Pihaknya juga gencar mensosialisasikan pengelolaan sampah melalui berbagai lomba. Lomba dimaksud seperti lomba kebersihan dan penataan lingkungan tingkat desa, lomba sadar lingkungan yang sasarannya desa pakraman hingga mensukseskan program Adiwiyata. “Kita juga ada surat edaran Bupati tiap Nyepi agar sekaa teruna membuat ogoh-ogoh dengan bahan ramah lingkungan, surat edaran terkait kudapan ramah lingkungan untuk semua OPD, dan surat edaran ke desa dan OPD agar tiap Jumat melaksanakan aksi kebersihan di wilayah desa binaan dan pantai,” kata Kujus.
Kesejahteraan Rakyat
Sebagai daerah pariwisata, pembangunan infrastruktur di Kabupaten Gianyar sebagian besar diarahkan untuk menunjang sektor penyumbang PAD terbesar tersebut. Namun di sisi lain, pembangunan dan peningkatan infrastruktur juga bertujuan mendukung sektor pertanian, kesehatan dan lingkungan hidup. Hal itu diungkapkan Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Gianyar Nyoman Nuadi.
Menurut Nuadi, perbaikan dan peningkatan kualitas jalan menjadi prioritas dalam beberapa tahun terakhir. Alhasil, hingga akhir 2017, sebanyak 83,06 persen ruas jalan kabupaten dalam kondisi mantap (baik dan sedang). Perbaikan jalan akan terus dilakukan agar seluruh ruas jalan kabupaten di Gianyar dalam kondisi baik. Khusus tahun ini, Pemkab Gianyar memberikan perhatian terhadap ruas jalan di kawasan Ubud yang guna mendukung pelaksanaan event IMF di Bali.
Pada upaya mendukung sektor pertanian, fokus utama pihaknya adalah menjamin kelancaran distribusi air. Kegiatan penataan saluran irigasi dilakukan secara berkelanjutan dari tahun ke tahun. Diharapkan, persoalan yang menyangkut saluran irigasi dan kebutuhan air petani dapat terpecahkan secara bertahap.
Dari sisi kesehatan, pembangunan RSUD Sanjiwani Gianyar termasuk proyek berskala besar. Penataan sebagian gedung dan alat kesehatan RS rujukan Bali Timur tersebut menghabiskan anggaran sekitar Rp 150 miliar. Gedung pelayanan baru RSUD Sanjiwani Gianyar diresmikan pada 15 Februari 2018 oleh Bupati Gianyar A.A. Gde Agung Bharata.
“Sedangkan kalau dari sisi lingkungan, kita fokuskan pada infrastruktur berupa jalan dan pemenuhan kebutuhan air di Kebun Raya Gianyar. Dengan ditetapkannya kebun raya ditambah infrastruktur memadai, kita harapkan kawasan itu tetap jadi daerah konservasi. Intinya, kita amankan daerah hulu yang merupakan daerah resapan,” tegas Nuadi. (*)