GIANYAR, BALIPOST.com – Eksistensi Kota Gianyar yang sampai 247 tahun ini, tidak bisa lepas dari Puri Agung Gianyar, dengan raja pertamanya Ida I Dewa Manggis Sakti. “Sesuai dengan catatan sejarah Kawasan Puri Agung Gianyar disebut Jero Kuta Gianyar atau kota yang menjadi Pusat Pemerintahan Gianyar,” ucap Kabid Cagar Budaya dan Permuseuman Disbud Kabuapten Gianyar, I Wayan Sudha dalam pembacaan singkat sejarah Kota Gianyar saat Apel peringatan HUT ke 247 Kota Gianyar, di Lapangan Astina Gianyar, Kamis (19/4).

Dikatakan munculnya kawasan Jero Kuta Gianyar, menjadi tonggak awal terbentuknya wilayah Kota Gianyar, seiring peresmian pendirian Puri Agung Gianyar sebagai pusat pemerintahan pada 19 April 1771. “Sebagai pusat pemerintahan, Kota Gianyar kala itu menjadi barometer perkembangan politik, ekonomi, keamanan dan social budaya. Karena menjadi pusat kegiatan birokrasi pemerintahan dari era kerajaan sampai pada era kabupaten dewasa ini,” ucap I Wayan Sudha.

Baca juga:  Per 1 Januari Diberlakukan, Tim Gabungan Mulai Sosialisasi Penertiban Parkir di Ubud

Penjabat Bupati Gianyar, I Ketut Rochineng mengatakan HUT ke-247 ini menunjukkan usia yang sudah matang dalam perjalanannya. Kabupaten Gianyar telah melewati pasang surut, dengan berbagai dinamika politik, ekonomi dan sosial. “Dinamika ini hendaknya dapat disikapi dengan arif dan bijaksana oleh seluruh komponen masyarakat,” katanya.

Diulang tahun ini Rochineng pun mengaku merasa bangga dan memberi apresiasi tinggi atas semangat dan jiwa seni dari warga Gianyar. “Ulang tahun ini juga saya jadikan ajang introspeksi diri dan evaluasi ke depannya, dimana dalam waktu ratusan tahun Gianyar telah mencapai kemajuan seperti sekarang ini,” kata pelantun lagu Bali Shanti itu.

Baca juga:  Ditemukan, Bangunan Melanggar Sempadan Jurang di Desa Ambengan

Melalui tema “Gianyar Sebagai Inspirasi Pelestarian Budaya Bali,” Ketut Rochineng menilai sangat relevan dengan semangat membangkitkan niai-nilai kearifan lokal masyarakat yang memiliki indentitas citra dan taksu sebagai kabupaten seni dan kota pusaka. “Filosofi menyama braya juga harus tetap dijaga dan menjadi landasan hidup dalam upaya menjaga kondusifitas keamanan di Gianyar, apalagi menjelang pilkada sebentar lagi. Optimalkan partisipasi lembaga  tradisional secara institusional menjaga keamanan di Kabupaten Gianyar,” katanya.

Baca juga:  "Incumbent" Berpeluang Isi Sebagian Besar Kursi DPRD Gianyar

Dalam kesempatan itu juga diserahkan hadiah pada para pemenang lomba terkait peringatan HUT ke-247 Kota Gianyar. Hadiah diserahkan langsung oleh Pj. Bupati Rochineng, didampingi oleh kepala OPD terkait.

Seusai pelaksanaan apel di Lapanga Astina Gianyar, dilanjutkan dengan apel dan tabur bunga di Taman Makam Pahlawan Kertha Kertya Mandala. (Manik Astajaya/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *