AMLAPURA, BALIPOST.com – Peristiwa bule Eropa naik dan duduk di Padmasana Pura Gelap Besakih, terus menimbulkan reaksi dari berbagai kalangan. Setelah MMDP Karangasem, kini giliran PHRI Karangasem.

PHRI tak hanya meminta desa adat setempat berbenah, tetapi juga MO Besakih agar dievaluasi. Menurut Ketua PHRI Karangasem I Wayan Tama, Jumat (20/4), mengatakan bule sampai bebas keluar masuk Pura Agung Besakih, hingga naik ke atas Padmasana, memperlihatkan ada yang perlu diperbaiki dari cara kerja MO Besakih.

Tama mengaku sangat menyesalkan peristiwa yang melecehkan agama Hindu ini bisa terjadi di Pura Agung Besakih. Apalagi, sampai ramai menjadi sorotan publik tepat di dalam momen umat Hindu menggelar karya Ida Batara Turun Kabeh.

Baca juga:  Dari Ngaku Terkejut Ada Proyek Tata Sanur hingga Alasan Penahanan Dewa Puspaka

Dia heran, Besakih yang sudah dikelola badan pengelola dimana ada MO (Manajemen Operasional) Besakih di dalamnya, bisa kecolongan peristiwa memalukan seperti itu. “Seharusnya MO Besakih juga harus ikut bertanggung jawab,” katanya.

Disinggung momen memalukan itu terjadi saat Desember, ketika momen erupsi Gunung Agung, menurutnya, MO Besakih harus menjelaskan, kenapa pada saat itu bisa terjadi kejadian ini. Apa yang dilakukan MO Besakih ketika itu, dan bagaimana bule bisa bebas masuk ke Pura Besakih.

Baca juga:  OPL Jaring Wallacea Berhasil Gagalkan Penyelundupan 63 Ton Bahan Bom Ikan

Padahal, ketika status awas, seluruh akses ke Pura Besakih ditutup. “Kalau kejadiannya Desember, kiranya MO Besakih harus mengklarifikasi. Kemana MO Besakih saat itu, apa yang dilakukan, dan kenapa bule itu bisa bebas keluar masuk pura. Sehingga tak terjadi saling menyalahkan,” tegasnya.

Manajer MO Besakih Mangku Ngawit, dihubungi Jumat (20/4), mengatakan pihaknya sudah melakukan evaluasi secara menyeluruh. Namun, pihaknya enggan disalahkan dalam kejadian memalukan ini.

Baca juga:  TNI Bantu Warga Terunyan Atasi Krisis Air

Dia menegaskan, sesuai Pergub Nomor 51 Tahun 2016, MO Besakih hanya bertugas di bidang palemahan dan pawongan Desa Adat Besakih. Atas dasar itu dia mengaku akan tetap melaksanakan tugas seperti biasa, memberikan pelayanan dan keamanan yang lebih baik kepada pemedek dan wisatawan yang berkunjung ke Besakih. “Terkait kejadian tamu yang naik di Padmasana Pura Gelap, itu merupakan wilayah parhyangan yang secara tugas bukan wilayah kerja MO Besakih. Itu ranah Desa Adat Besakih ditangani Jro Bendesa,” kilah Mangku Ngawit. (Bagiarta/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *