WASHINGTON, BALIPOST.com – Tepat pada peringatan Hari Kartini, Sabtu (21/4), sineas muda kelahiran Jawa Timur, Livi Zheng (29) diundang Yale University di Amerika Serikat. Di sana, Livi hadir menjadi salah satu pembicara dalam acara “2018 Northeastern Conference”, yang diselenggarakan oleh Yale University.
Yale University tercatat sebagai salah satu universitas terbaik di AS. Alumninya antara lain Bill Clinton, Presiden AS ke-42 tahun 1993-2001 dan dari dunia perfilman, pemenang Piala Oscar Jodie Foster dan Meryl Streep.
Di hadapan peserta yang terdiri dari mahasiswa S1 sampai Pasca Sarjana serta sejumlah profesor dari berbagai universitas di AS, diantaranya Harvard University, Cornell University, Columbia University, dan University of Pennsylvania, Livi berbicara tentang topik yang saat ini tengah trending di AS, yaitu tentang keberadaan imigran. Judulnya, Perjalanan Seorang Imigran atau “An Immigrant’s Journey”. “Ini sebuah kebanggaan karena saya bisa berbicara di hadapan para akademisi dan sejumlah ilmuwan AS, dari kacamata saya sebagai seorang imigran disana” ujar Livi dengan antusias.
Di samping menjadi pembicara di “2018 Northeastern Conference”, Livi juga diundang menjadi pengajar tamu di dua kelas Bahasa Indonesia di Yale University. Pengajar kelas ini adalah Indriyo Sukmono dan Prisna Aswarita Putri, FLTA dari Indonesia.
Menurut Indriyo, kehadiran Livi di kelas Bahasa Indonesia, memberikan pengalaman dan kesan mendalam bagi para mahasiswa. Dalam kelas ini, selain menjadi guest native speaker Bahasa Indonesia, Livi juga mengenalkan beragam budaya Nusantara melalui cuplikan film-flm karyanya.
Sebagai tradisi penutup kelas Bahasa Indonesia tahun pertama, bacaan perihal tokoh dunia yang menginspirasi diajarkan. Dari Indonesia, Ibu Kartini, pionir emansipasi perempuan dan pendidikan dipilih menjadi bahan ajar.
Pilihan ini juga berkaitan dengan berakhirnya semester ganjil (Spring semester) di sebagian besar universitas di AS pada akhir April dan peringatan Hari Kartini yang jatuh pada 21 April. Puncak dari bahasan Kartini adalah perayaan kelas yang antara lain menampilkan batik dan busana kebaya serta menyanyikan dan memainkan angklung lagu “Ibu Kita Kartini”.
“Menjadi dosen tamu dalam rangka peringatan Hari Kartini bersama mahasiswa dari berbagai bangsa di kampus Yale yang global dan menyaksikan betapa bersemangatnya mereka menikmati bahasa serta budaya Indonesia merupakan pengalaman yang sangat mengesankan. This is amazing and unforgettable,” ujar Livi seusai mengajar.
Dengan topik imigran yang akan dibawakannya, Livi akan memaparkan mengenai pengalamannya sebagai imigran dari negeri yang jauh dengan berbagai daya dan upaya serta usaha, hingga berhasil eksis. Sebagai imigran, Livi adalah seorang yang unik yang sudah menghadapi sejumlah tantangan mulai dari mengurus visa kerja hingga sekarang tercatat memiliki visa seniman di AS.
Meski hidup sendiri sebagai imigran di AS Livi tak gentar dan dengan tekad baja tak sekalipun menyerah pada nasib. Dengan talentanya, ia harus memiliki kemampuan, selain juga semangat tinggi, kompetitif dan berani hidup.
AS tak hanya memberikan impian bagi siapapun yang mau berjuang dan bertarung dengan keras, tetapi kenyataan hidup setelah tahapan demi tahapan diraih. Kini, Livi tak hanya ingin membawa nama harum Indonesia, Tanah Air-nya, tetapi juga dapat berperan, dan ikut memberikan sumbangsih terhadap dunia perfileman di AS, dan dunia, dimana salah satu film nya ‘Brush with Danger’ yang juga mengangkat tema imigran.
Jati Diri
Meski demikian, sebagian masyarakat AS maupun warga Indonesia di Los Angeles, AS, dan juga sebagian di Indonesia sudah mengenal Livi sebagai imigran perempuan yang berbakat dan punya potensi besar untuk terus maju. Karya-karya Livi bahkan juga dapat diterima dengan baik oleh publik AS di Los Angeles, dan di negerinya sendiri. Salah satu di antaranya, Brush with Danger, film layar lebar Livi masuk dalam seleksi nominasi Piala Oscar 2015 di antara puluhan ribu film yang beredar di AS pada waktu itu.
Livi, sekarang tak hanya memproduksi sejumlah film layar lebar yang tayang di AS, tetapi juga membuat film dokumenter dan iklan, serta tayangan lainnya. Karya-karya itu diproduksi tanpa melupakan jati dirinya sebagai warga negara Indonesia.
Juga kekayaan negerinya yang melimpah dengan sumber daya alam dan lingkungan, budaya dan kehidupan manusia yang sangat heterogen dan multi etnis. Bagi Livi, kehadirannya di salah satu universitas tertua di AS, tak hanya sebuah kebanggaan dirinya semata, tetapi juga kehormatan bagi bangsa Indonesia yang pada 21 April ini memperingati hari kelahiran Kartini sebagai tokoh dan pahlawan wanita yang telah berjuang untuk menegakkan emansipasi perempuan Indonesia.
Sebuah kehormatan akan diraih dari kerja keras dan kemampuan seseorang. Juga bagi Kartini “Livi Zheng” di negeri adi daya sekarang ini. Ia dituntut dan ingin membawa keharuman tak hanya nama Indonesia, tetapi juga sosok perempuan asal Indonesia yang tak kenal lelah untuk meraih cita-cita dan mengangkat harkat perempuan Indonesia di mata dunia. (Diah Dewi/balipost)