wisata
Kunjungan wisatawan mulai ramai di Pura Desa Batuan, Jumat (22/12). (BP/nik)

DENPASAR, BALIPOST.com – Mencegah terulangnya kembali kasus penodaan agama, diusulkan utama mandala seluruh pura di Bali agar ditutup untuk umum. Kasus terbaru soal penodaan kesuciaan pura ini adalah naiknya bule ke padmasana di Pura Gelap Besakih.

Usulan soal penutupan utama mandala ini diutarakan Rektor ISI Denpasar, Prof. I Gede Arya Sugiartha. Ia mengatakan ulah wisman yang duduk di padmasana Pura Gelap adalah kesalahan bersama. Untuk itu, ia minta umat Hindu untuk selalu menjaga kesucian pura dari tindakan tak etis wisman.

Baca juga:  Langgar Perda Jalur Hijau, Pemilik Jati Harum Divonis Denda 10 Juta

Diusulkan semua utama mandala pura penting di Bali ditutup bagi wisman. “Jangan semua dibebaskan hanya demi uang,” tegasnya, Sabtu (21/4) di sela-sela Mahasabha I Maha Semaya Ki Mantri Tutuan Pratisentana Sira Dalem Mangori.

Jika diberikan kebebasan, kata Arya, akan makin banyak terjadi pelanggaran yang menggores hati umat Hindu. Kecuali bagi wisman yang bersembahyang dengan tata cara Hindu.

Usulan ini pun didukung Rektor IKIP PGRI Bali, Dr. I Made Suarta,S.H., M.Hum. Ia menambahkan para pemgempon perlu menutup pintu gerbang utama mandala bagi wisman karena tak ada manfaatnya memberikan wisman masuk ke ranah suci ini. Kedua, para pengempon dan pemangku diharapkan mengawasi semua arael pura agar tetap terjaga kesuciannya. “Bila perlu, pintu ke utama mandala dikunci hanya dipegang oleh pemangku,” ujarnya.

Baca juga:  Sebanyak 29 Kepala Negara akan Hadiri KTT G20, Penerbangan Komersial ke Bali Tetap Beroperasi

Sebelum masuk ke lokasi objek wisata pura, lanjutnya, wisman harus diberi pencerahan. Di tiap lokasi diisi papan pengumuman soal larangan bagi wisman. Termasuk guide lokal jangan memberikan pembiaran terhadap wisman. (Sueca/balipost)

BAGIKAN