TABANAN, BALIPOST.com – Jika memikirkan soal Tempat pembuangan akhir (TPA), kesan pertama yang muncul adalah bau busuk menyengat serta banyaknya lalat. Namun hal ini tidak berlaku di TPA Mandung yang berlokasi di Desa Sembung Gede Kerambitan.
Keberadaan kawanan burung yang hidup dan bersarang di sekitar TPA membuat belatung maupun lalat habis termakan dan berimbas tidak adanya bau busuk yang menyengat. Setiap pagi saat truk pengangkut sampah pertama datang membuang sampah ke TPA menjadi pertanda burung-burung ini mulai mencari makan.
Bahkan karena sudah terbiasa, meski ada alat berat beroperasi didekat mereka, burung-burung ini tampak tidak takut dan terganggu. Mereka hanya terbang sebentar jika didekati dan kemudian kembali fokus mencari makan.
Kepala UPT TPA Mandung, Ni Luh Sukartini, Jumat (20/4) mengatakan pihaknya merasa bersyukur adanya populasi burung di TPA Mandung. Sebab, burung ini makanan utamanya adalah belatung dan lalat.
Seperti diketahui belatung adalah penyebab munculnya bau busuk menyengat. “Keberadaan belatung dan lalat bisa dikendalikan burung Bangau ini. Sehingga di TPA Mandung meski musim hujan tidak begitu banyak lalat, dan bau disekitar TPA tidak begitu menusuk dan mengganggu,” ujarnya.
Menurut Sukartini keberadaan burung ini awalnya datang ke TPA untuk mencari makan. Namun lama-lama burung tersebut membuat populasi dan sarang sendiri di sekitar TPA. “Mereka tidur di pepohonan dekat TPA. Kalo siang kadang istirahat di pohon lalu kembali cari makan. Sorenya kembali balik ke pepohonan yang sama,” jelas Sukartini.
Meski tidak menghitung secara pasti berapa jumlah burung saat ini tetapi diperkirakan Sukartini jumlahnya mencapai 500 ekor. Jumlah ini dipastikan akan terus bertambah.
Dalam melindungi keberadaan mereka di TPA Mandung, menurut Sukartini, pihaknya melarang siapapun yang datang ke TPA untuk menembak maupun memburu burung-burung tersebut. “Kami berterima kasih dan sangat dibantu oleh burung tersebut memakan belatung dan lalat sehingga mengurangi bau. Dalam melindungi burung ini agar tidak hilang adalah dengan cara melarang orang yang mau menembak burung sembarangan. Karena adanya burung Bangau disekitar TPA menjadi anugrah yang luar biasa,” ujarnya. (Wira Sanjiwani/balipost)