BANGLI, BALIPOST.com – Kasus bunuh diri dengan cara gantung diri lagi-lagi terjadi di Kecamatan Kintamani, Bangli. Kali ini kasus menimpa I Kenak (85) asal Banjar Banjar/Desa Dausa, kecamatan Kintamani. Korban ditemukan tewas tergantung di dapur milik korban, Selasa (24/4). Dan ini merupakan kasus gantung diri yang ke-18 kalinya sepanjang Januari sampai 24 April 2018.
Berdasarkan informasi yang dihimpun dilapangan, pada hari Selasa 24 April sekitar pkl 07.00 Wita korban minta ijin untuk membeli bubur kepada saksi Ni Atum. Kemudian sekirtar pukul 10.00 wita saat saksi I Nyoman Widiana hendak ke kamar mandi. Namun sebelum sampai di kamar mandi saksi mendapati korban sudah dalam keadaan tergantung di plafon dapur milik korban. Melihat korban tergantung, saksi langsung memberitahu I Ketut Licin beserta warga lain untuk membantu menurunkan korban dan korban sudah dalam keadaan tidak bernyawa. Dan selanjutnya kejadian ini langsung dilaporkan ke Polsek Kantamani.
Kasubag Humas Polres Bangli AKP Sulhadi, mengungkapkan, mendapatkan laporan tersebut pihak kepolisian langsung turun untuk melakukan olah TKP di lokasi kejadian bersama dengan petugas kesehatan dari Puskesmas II Kintamani. “Dari hasil pemeriksaan im medis menemukan leher korban terjarat pada leher, keluar cairan pada hidung, lidah menjulur, keluar kotoran dari anus. Dan tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan di tubuh korban. Dan korban murni meninggal akibat gantung diri,”ucapnya.
Sulhadi menambahkan, berdasarkan keterangan yang diperoleh dari saksi-saksi maupun keluarga korban, bahwa sehari sebalumnya korban bersama dengan keluarga dan kedua anak laki-lakinya terlibat masalah pembagian harta dan tanah warisan. “Dugaan sementara korban nekat mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri karena mengalami depresi akibat kedua anaknya meminta untuk membagi tanah warisan miliknya,”tegas Sulhadi. (eka prananda/balipost)