JAKARTA, BALIPOST.com – DPP PDI Perjuangan menyikapi hasil survei yang berbeda-beda terhadap elektabilitas tokoh nasional yang menjadi bakal calon presiden. Namun yang pasti, menurut Ketua DPP PDIP Andreas Hugo Pareira elektabilitas bakal capres sebenarnya ditentukan oleh hasil karya dan prestasi kerjanya yang ditunjukkan di masyarakat.

“Hasil survei yang dilakukan terhadap elektabilitas tokoh nasional yang menjadi bakal calon presiden sejalan dan signifikan dengan kinerja yang ditunjukkan oleh masing-masing tokoh nasional tersebut,” kata Andreas di Jakarta, Selasa (24/4).

Menurut Anggota Komisi I DPR RI ini, keyakinannya itu juga berlaku bagi Joko Widodo yang sudah diputuskan dalam Rapat Pimpinan Nasional PDIP di Bali yang memutuskan mencalonkannya sebagai calon presiden dari PDIP. Dia meyakini, elekabilitas Jokowi yang masih tinggi oleh sejumlah hasil survei dibanding tokoh nasional lain yang akan menjadi bakal capres, adalah karena memang kinerja yang dinilai masyarakat.

Baca juga:  Penanganan Pandemi, BRI Bantu RS di Berbagai Wilayah Indonesia

“Karena memang selama ini Presiden Joko Widodo mendominasi karya dan prestasi kerjanya di republik ini,” ujarnya.

Andreas meyakini, bahwa hasil survei yang menunjukkan keunggulan Joko Widodo (Jokowi) tersebut merupakan refleksi dari aspirasi masyarakat. Ke depan, Andreas juga optimis tingkat elektabilitas Jokowi dalam tiga bulan hingga setahun ke depan akan terus meningkat sampai pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.

“Kelihatan apabila situasi berjalan tetap elektabilitas Jokowi dalam tiga bulan, enam bulan, bahkan setahun ke depan akan meningkat terus melampaui 60 persen. Sehingga relatif aman menuju Pilpres 2019,” paparnya.

Baca juga:  Rakernas II PDIP Tak Bahas Capres dan Cawapres

Terkait dengan tokoh oposisi di luar pemerintahan, Andreas menilai tokoh-tokoh tersebut tidak memainkan peran dengan baik, bahkan cenderung menyerang pemerintah secara membabi buta. “Sementara tokoh-tokoh oposisi yang diharapkan muncul dari partai-partai di luar pemerintahan tidak memainkan peran dengan baik, cenderung ‘menyeruduk’ menyerang pemerintah secara membabi buta tanpa argumentasi yang jelas,” kata Andreas.

Berangkat dari penilaian tidak adanya bakal Calon Presiden (Capres) yang memiliki kinerja lebih baik dari Jokowi, Andreas Pareira yakin bahwa yang menjadi musuh utama Jokowi pada Pemilihan Presiden 2019 bukanlah Bakal Calon Presiden penantang, melainkan isu, rumor dan black campaign. “Lawan Jokowi pada masa-masa mendatang adalah isu, rumor dan slogan-slogan black campaign yang diarahkan pada diri Jokowi,” tandasnya. (Hardianto/balipost)

Baca juga:  Gerindra Tolak Desakan Prabowo Serahkan Mandat Capres ke Tokoh Lain
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *