Pekerja menjemur gabah di salah satu tempat penggilingan gabah. (BP/dok)

SEMARAPURA, BALIPOST.com – Menggeliatkan sektor pertanian, Pemkab Klungkung tak sebatas meningkatkan pengadaan alat dan mesin setiap tahun. Tetapi juga menggulirkan program “Beli Mahal Jual Murah” untuk memberikan nilai tambah pada petani.

Namun fakta di lapangan, serapannya masih tergolong minim. Hal tersebut disampaikan Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Klungkung, I Wayan Ardana, Rabu (25/4).

Pada program tersebut, pemkab bekerjasama dengan Koperasi Unit Desa (KUD) Panca Satya, Dawan Klod Kecamatan Dawan, Arta Wiguna di Desa Gelgel Kecamatan Klungkung, dan Jaya Werdhi, Desa Takmung Kecamatan Banjarangkan. Membeli gabah hasil panen petani lebih mahal dan menjual beras lebih murah dari harga pasaran pada umumnya.

Baca juga:  Bali Sebenarnya Surplus Gabah, Tapi Banyak "Lari" ke Luar Karena Ini

Akan tetapi, bergulir sejak tiga tahun lalu, serapannya dinilai masih tergolong kecil. Belum sebanding dengan jumlah subak yang ada. “Ada 42 subak. Serapan gabah melalui program ini masih sangat sedikit,” ungkapnya.

Pria asal Desa Bakas, Kecamatan Banjarangkan ini menyebutkan program yang digadang-gadang untuk memeberikan nilai tambah ini sejatinya mendapat respon positif dari petani. Oleh sebab itu, pemkab diharapkan bisa melakukan evaluasi. Keterlibatan KUD bisa ditambah, salah satunya dengan membangkitkan yang tengah mati suri. “Untuk program ini, gabah dibeli sekitar Rp 4.500 per kilo. Lebih besar dari HPP kisaran Rp 3.700. Petani merespon positif,” katanya.

Baca juga:  BKK Cuma Rp 6 Juta, Keberpihakan Terhadap Subak Dipertanyakan

Suntikan modal untuk koperasi juga dipandang sangat perlu ada dari pemerintah supaya bisa membeli gabah dalam jumlah yang lebih besar. “Sekarang ini kesannya hanya diminta untuk membeli. Tetapi modalnya masih terbatas. Ini juga perlu diperhatikan,” jelasnya.

Keinginan petani menjual gabah cenderung meningkat. Terutama yang berstatus sebagai penggarap. Salah satunya akibat semakin sulitnya mencari tukang panen. Ini sangat layak untuk diakomodir oleh pemerintah. “Kalau yang punya lahan 20 sampai 30 are, masih sedikit yang menjual. Yang lebih dari itu dan penggarap, banyak,” katanya.

Selain padi, petani Kabupaten Klungkung juga ada yang membudidayakan komoditas lain, seperti cabai dan sayuran. Kedepan pemasarannya juga diharapkan mendapatkan perhatian dari pemerintah, sehingga tidak terjadi permainan harga. “Pada intinya peran pemerintah sangat diharapkan untuk sektor pertanian,” imbuh Ardana.

Baca juga:  Beli Solar Subsidi, Petani Harap Proses Rekomendasi Tak Ribet

Kepala Dinas Koperasi, UKM dan Perdagangan Klungkung, I Wayan Ardiasa mengatakan pemkab terus mengevaluasi program ini. Dalam meningkatkan serapan gabah petani, direncanakan kerjasama juga dijalin dengan KUD Sri Sedana, Desa Aan.

Pembahasan sudah sempat diilakukan sebelumnya. “Memang kami ada upaya untuk menggandeng KUD lain lagi. Rencananya juga KUD Bakas dan Sapta Sedana di Desa Selat. Itu masih menunggu pembentukan pengurus. Sedang dibahas,” tandasnya,” tandasnya. (Sosiawan/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *