GIANYAR, BALIPOST.com – Berbagai jenis narkotika diperjualbelikan di Indonesia dan sindikatnya memiliki modal yang besar untuk memasok barang terlarang tersebut. Sedangkan posisi Bali sangat strategis terkait pariwisata sehingga menjadi sasaran empuk bandar narkoba.
Hal tersebut disampaikan Sekretaris Utama (Sestama) BNN RI Irjen Pol. Sistersins Mamadoa, Minggu (29/4) di Desa Sayan, Unud, Gianyar, saat mengukuhkan 120 relawan antinarkoba.
Irjen Sistersins berharap adanya keterlibatan masyarakat mengatasi masalah ini, mengingat terbatasnya personel BNN dan jajarannya. Meski demikian pihaknya tetap semangat demi menyelamatkan generasi dari penyalahgunaan narkotika. Sedangkan para relawan tersebut diharapkan agar paham dan mendalami misinya, yaitu menyelamatkan masyarakat Bali, khususnya Gianyar dari peredaran narkoba. Selain itu, mempunyai tugas mulia untuk membantu masyarakat Gianyar untuk menjauhi narkoba.
“Kegiatan pengukuhan relawan antinarkoba di Kabupaten Gianyar sangat penting. Dalam menangani permasalahan narkoba tidak cukup hanya peran pemerintah saja, harus ada dukungan berupa peran serta masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan dilantiknya relawan anti narkoba di Kabupaten Gianyar, yang sangat strategis dalam pengentasan peredaran narkoba,” tegas Sestama BNN RI, Kepala BNNP Bali Brigjen Pol. I Putu Gede Suastawa dan Penjabat (Pj) Bupati Gianyar I Ketut Rochineng.
Menurutnya, relawan tersebut merupakan perpanjangan tangan BNN di masyarakat. Apalagi terbentuk dari forum masyarakat antinarkoba. Ia mengapresiasi terhadap pengukuhan relawan dan berperan aktif dalam melakukan kegiatan pencegahan. Relawan yang dikukuhkan ini terdiri dari tiga unsur yaitu pecalang, sekaa Taruna Teruni dan tokoh masyarakat Desa Sayan, Ubud, Gianyar.(kerta negara/balipost)