NEGARA, BALIPOST.com – Sejumlah warga di Pendem, Jembrana mengeluhkan adanya aktivitas truk yang sering keluar masuk bahkan parkir di Jalan Rajawali. Pasalnya, truk besar itu menghalangi jalan yang sering digunakan dan padat dilintasi kendaraan sehari-hari.
Apalagi di sepanjang jalan tersebut saat ini juga terdapat sejumlah tempat umum yang menjadikan jalur tersebut ramai. Warga sejatinya sudah sering menyampaikan keluhan tersebut namun tidak digubris pemilik gudang.
Truk tronton itu seringkali parkir berjam-jam untuk melakukan bongkar muat barang di pinggir jalan. Lantaran jalan yang sempit, lebar jalan habis hingga separuhnya.
Semestinya truk itu masuk pekarangan atau kalaupun untuk bongkar muat sebenarnya sudah ada fasilitas Terminal Kargo yang juga masih berada di wilayah Pendem. “Sudah berulang kali kami sampaikan tapi terus saja tetap parkir disini. Truk itu parkir sampai separuh jalan membuat jalan macet,” ujar salah seorang warga IB Aryanto, Sabtu (28/4).
Warga yang tinggal tidak jauh dari lokasi itu mengaku gerah apalagi sampai mencaplok hampir setengah badan jalan. Sehingga seringkali pemandangan macet karena truk parkir itu.
Padahal jalan tersebut saat ini sudah mulai padat selain memang banyak fasilitas umum yang berada di sana, seperti rumah sakit, sekolah dan permukiman. Jalan tersebut juga akses utama menuju objek wisata Bukit Mawar dan Batu Belah.
Warga berharap agar pihak terkait menyikapi hal tersebut. Apalagi jalur jalan tersebut padat dan merupakan akses ke obyek wisata. Para pengusaha juga diharapkan mentaati untuk tidak membongkar muat kendaraan dengan parkir mengganggu kepentingan umum.
Dari informasi truk tersebut sering bongkar muat di gudang salah satu toko bangunan di negara. Karena lokasinya yang berada agak masuk ke dalam, sehingga truk masuk dan melakukan bongkar muat dengan parkir di pinggir jalan.
Terkait hal tersebut, Lurah Pendem, I Wayan Putra Mahardika, Minggu (29/4) mengaku baru mengetahui adanya keluhan warga tersebut. Pihaknya telah menginformasikan dengan kepala lingkungan (kaling) setempat untuk ditindaklanjuti. Lurah juga telah berkoordinasi dengan Dinas Perhubungan, Kelautan dan Perikanan terkait hal tersebut. (Surya Dharma/balipost)