AMLAPURA, BALIPOST.com – Di tengah status Gunung Agung yang sampai detik ini berada di level III (Siaga) masih berpotensi terjadinya letusan. Terbukti pada Senin (30/4), gunung yang memiliki ketinggian 3142 mdpl itu kembali erupsi.
Kepulan asap solfatara yang dikeluarkan mencapai ketinggian 1.500 meter yang arahnya condong mengarah ke Barat. Dan Desa Besakih dan sekitarnya terpapar abu vukkanik.
Ketua Tim Pemantauan Gunung Agung Rendang, Karangasem, Isyak N Danak, Selasa (1/5) mengungkapkan, sebelum terjadinya erupsi lebih dulu ditandai dengan terekamnya beberapa kali gempa-gempa vulkanik dalam dan vulkanik dangkal dan sejumlah letupan. Selain merekam gempa, secara visual juga terjadi beberapa kali hembusan. “Erupsi terjadi pada Rabu pukul 22.45 Wita. Ketinggian kolom abu mencapai 1.500 meter berwarna putih dan abu-abu. Asap mengarah ke barat sehingga tidak sampai menggangu penerbangan,” ucapnya.
Menurut Isyak, dengan adanya erupsi ini Desa Besakih terkena paparan abu vulkanik. “Pas erupsi kita menurunkan petugas untuk mengecek abu di Bedskih. Dan di sana memang terpapar abu vulkanik. Tapi abunya masih tipis,” ujarnya.
Dia menjelaskan, sampai saat ini status Gunung Agung memang belum diturunkan menjadi waspada mengingat masih terekam terjadinya gempa-gempa vulkanik dalam. Karena di bawah masih adanya tekanan energi.
Di samping itu lubang atau celah di dasar kawah masih terbuka. Sehingga potensi untuk terjadinya erupsi lagi masih cukup besar.
Hanya saja pihaknya tidak bisa memastikan kapan kembali terjadi erupsinya tidak tahu. Yang jelas erupsi kecil masih berpotensi terjadi lagi. “Untuk penurunan status juga belum bisa dipastikan kapan. Sebelumnya memang sempat alat seismograf tidak merekam terjadinya gempa vulkanik. Tapi sekarang gempa vulkanik kembali muncul,” jelasnya.
Maka dari itu, ia belum bisa memastikan kapan status akan diturunkan. Karena penurunan status tergantung gunungnya. “Kita akan terus pantau perkembangannya seperti apa. Kalau misalnya aktivitas gunung menurun nanti pasti akan ada eveluasi oleh tim untuk menutunkan status. Begitu juga sebaliknya kalau aktivitas gunung meningkat signifikan jelas status dinaikkan lagi,” pungkasnya.
Meskipun masyarakat yang bermukim di seputaran Gunung Agung dilihat sudah terbiasa dengan situasi gunung yang sekarang ini, akan tetapi pihaknya tetap mengimbau warga agar selalu waspada. Selain itu, pihaknya juga menyarankan masyarakat agar tidak melakukan pendakian ke puncak.
Karena aktivitas dari gunung belum normal dan masih cukup tinggi. “Kita himbau supaya tidak ada yang mendekat ke puncak. Karena erupsi bisa terjadi sewaktu-waktu. Tapi memang ada warga yang tetap saja nekat naik ke puncak kita tidak bisa berbuat banyak. Yang penting kita sudah menghimbau agar tidak mendekat di radius 4 km,” tegas Isyak. (Eka Parananda/balipost)