Ilustrasi. (BP/dok)

JAKARTA, BALIPOST.com- Erupsi Gunung Agung tidak berdampak pada jalur dan operasional penerbangan di Pulau Bali serta pulau Lombok dan sekitarnya. Hal ini merujuk pada pengamatan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) dan Astham VAWR 5298 yang dikeluarkan oleh AirNav Indonesia.

Namun demikian, segenap personil penerbangan, terutama pilot dan ATC harus terus meningkatkan kewaspadaan dan berkoordinasi aktif dengan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) serta PVMBG  untuk mendapatkan info lebih lanjut sehingga bisa membuat perencanaan dan mengoperasikan penerbangan dengan tingkat keselamatan yang tinggi di area tersebut.

Dirjen Perhubungan Udara Agus Santoso di Jakarta, Selasa (1/5) mengatakan, dari laporan yang diterima dan berdasarkan pantauan langsung di lapangan maupun menggunakan radar Himawari-8 Volcanic Ash Advisory Centres (VAAC ) Darwin, tidak ada sebaran abu vulkanik di jalur penerbangan (airways) di Bali, Lombok dan sekitarnya. Vulcano Observation Notice for Aviation (VONA) Gunung Agung juga masih oranye. “Jadi operasional penerbangan di Bali, Lombok, Ujung Pandang (Makassar) dan Banyuwangi masih berjalan dengan normal. Tidak ada pengalihan rute penerbangan,” ujar Agus Santoso.

Baca juga:  Warga yang Ingin Tahu Aktivitas Gunung Agung, Cek Aplikasi Magma

Namun demikian, lanjut Agus, semua tetap harus waspada karena menurut PVMBG, Gunung Agung yang saat ini masih dalam tahap Siaga 3 ada kemungkinan untuk erupsi lagi. “Kalau nanti terjadi lagi erupsi yang lebih buruk dan berdampak pada penerbangan, saya instruksikan semua personil penerbangan harus taat pada standar prosedur operasi. Kalau tidak mungkin atau masih ragu-ragu untuk terbang, jangan memaksakan untuk terbang. Bagaimanapun keselamatan penerbangan adalah hal yang utama,” tegas Agus.

Baca juga:  Dongkrak Kunjungan Wisatawan, Tabanan Gelar Festival di Sejumlah DTW

Untuk itu, Agus juga meminta masyarakat dan penumpang memberikan kerjasama yang baik sehingga tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. “Erupsi Gunung Api merupakan bencana alam yang tidak bisa kita prediksi. Yang bisa kita lakukan adalah mengakrabi alam sehingga tidak mengganggu kelangsungan aktivitas kita. Saya mohon masyarakat dan penumpang juga memaklumi jika nanti ada delay kalau erupsinya mengganggu penerbangan. Namun untuk saat ini saya tegaskan lagi masih tidak mengganggu sehingga penerbangan dari dan ke Bali masih normal,” pungkasnya.

Baca juga:  Seratusan Pengungsi Mandiri Eksodus ke Candikuning

Seperti diketahui, dari laporan PVMBG, Gunung Agung di Bali mengalami erupsi pada 30 April 2018 pukul 22:45 WITA dengan tinggi kolom abu teramati 1.500 m di atas puncak kawah. Arah sebaran abu ke barat laut dengan kecepatan rata-rata 5 knot. Pos Pengamatan Gunung Agung PVMBG memantau amplitudo maximum 23 mm dan lama gempa 172 detik. Erupsi hanya sesaat. Tidak ada erupsi susulan dan Angin mengarah ke Barat sehingga  VONA Orange.

Hanya terjadi hujan abu tipis di Sawan, Singaraja. Tidak ada masyarakat yang mengungsi dan kondisi Bali masih tetap aman dan nyaman.  (Nikson/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *