Petani sedang melakukan aktivitas di sawah. (BP/dok)

TABANAN, BALIPOST.com – Puncak panen raya di Tabanan terjadi di bulan April lalu. Berlimpahnya produksi padi menyebabkan harga gabah ditingkat petani juga mengalami penurunan. Harga gabah yang awalnya ada di harga Rp 5000 per kilogram di tingkat petani, saat ini diharga Rp 4000 per kilogram. Meski demikian harga gabah ini masih berada di atas Harga Pembelian Pemerintah (HPP) yang ditetapkan yaitu Rp 3700 kilogram.

Kepala Dinas Pertanian Tabanan, I Nyoman Budana, Kamis (3/5) mengatakan penurunan harga gabah ini normal terjadi saat produksi padi di tingkat petani meningkat. Namun penurunan harga gabah di Tabanan masih berada di atas HPP. Kondisi ini sekaligus menepis kekawatiran di kalangan petani sebelumnya, mengingat tahun ini alokasi Dana Penguatan Modal Lembaga Usaha Ekonomi Pedesaan (DPM LUEP) tak lagi digelontorkan oleh pemerintah Provinsi Bali ke sejumlah usaha penggilingan padi untuk menopang harga gabah di pasaran. Sebab, meski tanpa adanya DPM LUEP tahun ini, harga gabah masih bisa dipertahankan di atas HPP.

Baca juga:  Dana LUEP Dihentikan, Gabah Petani Dikhawatirkan Tak Terserap

Jelas Budana, harga gabah Tabanan yang masih berada di atas HPP karena dibarengi dengan kualitas dan produktivitas panen. ‘’Intensitas curah hujan yang berkurang pada musim panen, menyebabkan kadar air dari produksi gabah petani ini menjadi berada dalam kondisi rendah sehingga kualitasnya bagus. Hal ini yang menyebabkan harga gabah tetap di atas HPP,’’ paparnya.

Adanya panen raya dan penurunan harga gabah di Tabanan mempengaruhi harga beras medium di Tabanan. Berdasarkan data dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Tabanan, harga beras medium di pasaran saat ini adalah Rp 10.000 per kilo. Meski masih berada di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) namun harga ini sudah menurun dari kenaikan sebelum panen raya yaitu Rp 12.000 per kilogram.

Baca juga:  Bibit Padi Dirusak Tikus, Petani Kelimpungan

Kepala Bidang Perdagangan Disperindag Tabanan, Primayani mengatakan penurunan harga beras ini terjadi dalam dua minggu terakhir. ‘’Sudah dua minggu ini turun. Saat ini stabil di harga Rp 10.000 ditingkat pengecer,’’ujarnya.

Penurunan ini kata dia dipengaruhi dengan adanya panen raya yang tidak hanya terjadi di wilayah Tabanan namun di daerah lainnya. Diharapkan dengan semakin banyaknya produksi padi, maka harga beras medium di masyarakat bisa ditekan kembali dan bisa mencapai harga HET yang ditetapkan pemerintah yaitu Rp 9450 perkilogram. (wira sanjiwani/balipost)

Baca juga:  Bali Sebenarnya Surplus Gabah, Tapi Banyak "Lari" ke Luar Karena Ini
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *