Kondisi pasar Senganan yang tutup dan terkesan belum optimal dimanfaatkan oleh pedagang. (BP/bit)

TABANAN, BALIPOST.com – Keberadaan deretan toko di pasar Senganan, Kecamatan Penebel yang sampai saat ini belum berfungsi maksimal, terbukti dengan sejumlah toko yang masih tertutup rapat mendapat sorotan anggota dewan Tabanan.  Kalangan legislatif menilai meski dibangun sedemikian megah, rupanya belum dioptimalkan oleh para pedagang.

Anggota DPRD Tabanan I Gusti Ngurah Sanjaya menyebutkan, dia melihat deretan toko di pasar Senganan  masih tertutup rapat. Bahkan kondisi ini sudah sejak tahun lalu.

Tak ayal, dirinya mengatakan jika keberadaan pasar tersebut mubasir karena belum dimanfaatkan. Padahal jika toko tersebut dimanfaatkan  untuk pedagang, akan meningkatkan perekonomian masyarakat sekitarnya. “Terkesan mubasir, karena sampai saat ini toko-toko itu tertutup rapat dan tidak dimanfaatkan para pedagang,” ucap Ngurah Sanjaya, Kamis (5/3).

Baca juga:  Masyarakat Diminta Tak Sembarangan Viralkan Tindakan Nakal Wisman, Kapolda Ungkap Alasannya

Dewan asal banjar Bugbugan, Senganan ini berharap agar pihak terkait memperjelas persoalan tersebut. Diharapkan, agar toko-toko tersebut dapat segera dimasuki pedagang yang memang berhak menempatinya. “Untuk apa pasar di revitalisasi jika tidak dimanfaatkan pedagang, apalagi tujuannya untuk meningkatkan perekonomian masyarakat yang berujung pada peningkatan pendapatan daerah,” katanya.

Terkait kondisi tersebut Ngurah Sanjaya mengaku akan menelusuri mengapa para pedanag belum seenuhnya memanfaatkan toko-toko tersebut. termasuk  soal status pasar tersebut mengapa sampai kini belum ada serah terima. “Kalau bisa dimanfaatkan dulu daripada mubasir, kalau pedagang mau masuk berikan saja,” pungkasnya.

Baca juga:  Januari 2020, Penumpang Pesawat Terlayani di Bandara Ngurah Rai Capai 2 Jutaan Orang

Sementara itu Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Tabanan I Gusti Nyoman Arya Wardana dikonfirmasi terpisah menjelaskan,  revitalisasi atau perbaikan pasar Penebel merupakan bantuan dari Kementrian Koperasi tahun 2017 lalu. Proyek revitalisasi tersebut juga sebelumnya ada di Dinas Koperasi bukan di Disperindag. “Itu proyek dari Kementrian Koperasi dan sampai kini belum ada serah terima,” jelasnya.

Diakui, ketika dirinya mulai menjabat Kadisperindag, pihaknya bersama kepala Dinas Koperasi dan UMM Tabanan sudah dipanggil Asisten II membahas masalah tersebut. Dikatakan, mantan Kadis Perizinan ini, agar pihaknya segera memanfaatkan toko-toko tersebut dan segera diberikan kepada para pedagang yang berhak. “Kalau menunggu serah terima, tidak jelas waktunya, kami diminta untuk segera memanfaatkan agar tidak mubasir,” ungkapnya.

Baca juga:  Dewan Badung Bahas Rumah Rehabilitasi Bagi Pecandu Narkotika

Kini sebagian tokop-toko tersebut sudah mulai ditempati para pedagang. Hanya saja kata dia,  pemanfaatannya baru  sedikit dan hanya pagi har saja mengikuti pasaran. “pasarnya buka  pagi saja, jadi tokonya buka pagi hari saja,”  jelasnya didampingi staf yang menangani pasar.

Pihaknya berjanji akan turun ke lapangan, untuk mengecek hal tersebut sekaligus berkoordinasi dengan kepala pasar untuk pemanfaatan toko yang ada. (puspawati/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *