TABANAN, BALIPOST.com – Selain padi, Tabanan juga terkenal akan produk pertanian hortikulturanya. Salah satunya adalah sayur mayur.

Sentra sayur di Tabanan adalah di Baturiti. Namun sayuran juga bisa didapati menyebar di semua Kecamatan. Masing- masing kecamatan memiliki tanaman sayur yang khas.

Kepala Dinas Pertanian Tabanan, Nyoman Budana, Sabtu (5/5) mengatakan di Tabanan hampir setiap kecamatan ada petani yang menyelingi lahannya untuk ditanami sayur. “Hampir merata dan beberapa kawasan memiliki ciri khas tersendiri,” ujarnya.

Seperti daerah Kerambitan, Kediri dan Tabanan ciri khas sayurnya adalah gondo dan kangkung. Untuk Selemadeg Raya lebih banyak sayur terong. Sementara kawasan Penebel dan Baturiti kebanyakan menaman sayur-sayuran jenis daun seperti selada, kol, sawi dan jenis lainnya. “Tapi dari semua kawasan tersebut yang benar-benar berkosentrasi untuk produksi sayur adalah Baturiti,” ujarnya.

Baca juga:  Antisipasi ISIS, Polisi Sasar "Kantong" Duktang 

Mengenai pemasaran produk sayur Tabanan ini, lanjut Budana, sudah memenuhi pasar lokal. Bahkan ada yang produk sayurnya sudah masuk ke hotel-hotel.

Untuk produk sayur yang masuk hotel ini berasal dari Baturiti, khususnya petani yang sudah menerapkan teknologi pertanian. “Untuk masuk ke hotel tentu ada syarat berupa kualitas dan kontinyuitas hasil. Jadi yang bisa masuk hanya produk sayur dari petani-petani yang menerapkan teknologi pertanian,” ujarnya.

Baca juga:  OJK Persiapkan Transisi Penerapan UU P2SK

Karenanya, menurut Budana, jika sudah menguasai teknologi, usaha pertanian sayur sebenarnya sangat berpotensi digeluti. Terlebih jika masuk hotel harga jualnya menjadi lebih terjaga dan tidak berpengaruh harga pasaran. Seperti diketahui harga sayur mengikuti hukum pasar, jika produksinya berlebih akan terjual dengan harga murah.

Diakui Budana untuk mengatasi ini cukup sulit. Sebab petani memiliki hitungan tersendiri saat menanam sayur. “Mereka punya hitungan kapan sayur jenis A ditanam untuk mendapatkan keuntungan. Sayangnya terkadang semua memiliki perhitungan yang sama dan akibatnya produksinya justru berlebih,” ujarnya.

Baca juga:  Jalani PPKM Level 4, Target Testing COVID-19 Bali Dikurangi

Mengenai bantuan dana dari pusat untuk pengembangan sayuran, kata Budana, masih belum ada. Sebab hanya produk pertanian utama seperti padi, kedelai, bawang dan cabai yang masuk dalam opsus pertanian karena masuk sebagai produk pertanian utama.

Selain itu bantuan pusat ini biasanya dikucurkan untuk kelompok-kelompok tani sementara petani sayur biasanya menanam secara individual. Karenanya dalam mengembangkan produk pertanian sayur, saat ini yang bisa dilakukan Dinas Pertanian hanyalah pembinaan sekaligus pengetahuan mengenai teknologi kepada petani. (Wira Sanjiwani/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *