Petani saat melakukan panen padi di lahan persawahan. Panen raya menyumbangkan pertumbuhan ekonomi dalam triwulan II 2018. (BP/dok)

BANGLI, BALIPOST.com – Puncak Panen Raya di Bangli terjadi pada bulan April lalu. Melimpahnya hasil produksi saat panen raya membuat harga gabah justeru mengalami penurun. Hal itu diungkapkan pemilik Penyosohan Gabah di Banjar Jalanbau, Desa Sulahan, Susut, I Nengah Kariasa, Minggu (6/5).

Kariasa mengatakan, turunya harga gabah memang biasa terjadi penurunan harga ketika puncak panen raya. Pasalnya, ketika musim panen raya jumlah hasil produksi gabah menjadi melimpah. Berbanding terbalik, ketika hasil produksi sedikit harga gabah justeru mengalami peningkatan.

“Sebelum terjadinya panen raya harga gabah Rp 4.600 pe kg. Sedangkan sekarang ini harga gabah turun 600 rupiah menjadi 4.000 per kg. Bahkan sebelumnya sekitar bulan Februari harga gabah tembus hingga Rp 5 ribu per kg karena hasil produksi gabah sedikit. Kondisi itu terjadi akibat adanya perbaikan saluran irigasi di sejumlah subak, sehingga petani padi banyak yang tidak menanam padi dan beralih ke komoditi lain,”ucapnya pria yang juga petani itu.

Baca juga:  Pengungsi di GOR Swecapura, Mulai Alami Gangguan Kesehatan

Dia menjelaskan, di masa panen sekarang ini kualitas gabah yang dihasilkan cukup bagus. Karena kadar air berkurang akibat sudah memasuki musim kemarau. Sehinga kualitas beras yang dihasilkan juga bagus. Jelas dia, pihaknya meyakini kondisi ini berlangsung satu sampai dua bulan kedepan. Karena untuk sekarang ini petani masih menjual gabahnya dan masih ada sejumlah subak yang sampai saat ini masih memanen padinya.

Baca juga:  Presiden Minta Badan Pangan Nasional Segera Umumkan HPP Gabah dan Beras Terbaru

”Sekarang para petani ada yang sudah mulai menanam padi lagi. Itupun untuk subak yang tidak ada proyek perbaikan irigasi. Kalau ada perbaikan irigasi, maka harga gabah bisa kembali naik akibat produksi sedikit karena subak yang saluran irigasinya di perbaiki tidak menanam padi lantaran tidak mendapatkan air,” jelasnya.

Dia menjelaskan, harga beras yang dijual sejauh ini masih stabil. Kata dia, ketika gabah sudah digiling menjadi beras yang siap jual dirinya menjual beras seharga Rp 9 ribu per kg. “Sekarang harga beras stabil. Kalau sebelumnya harga beras sempata sampai tembus 12 per kg. Kalau di tingkat eceran di pasaran sekarang ini harga beras kisaran Rp 10 ribu per kg-nya,” terang Kariasa. (eka prananda/balipost)

Baca juga:  Di Denpasar, 7.918 Calon Peserta Didik SMP Negeri Terverifikasi
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *