Peternak sedang membersihkan kandang babinya. (BP/dok)

TABANAN, BALIPOST.com – Tidak hanya ayam pedaging mengalami kenaikan harga ditingkat peternak, harga jual babi juga mengalami peningkatan. Saat ini harga jual babi hidup di peternak rakyat mencapai Rp 29.000 perkilogram dari harga Rp 24.000 perkilogram.

Kenaikan harga jual babi di tingkat peternak ini tidak hanya terjadi di peternak rakyat tetapi juga di tingkat peternak intensif. Untuk peternak intensif, kenaikannya dari Rp 28.000 perkilogram menjadi Rp 32.000 perkilogram.

Salah satu peternak babi Tabanan yang juga Wakil Ketua Gabungan Usaha Peternak Babi (Gubi) Bali, Nyoman Ariadi mengatakan kenaikan harga jual babi di tingkat peternak ini membawa angin segar bagi kalangan peternak. Sebab, selama ini peternak dibebani oleh harga pakan yang terus naik diiringi melemahnya harga rupiah.

Baca juga:  Erick Thohir Sebut Indonesia Potensial Cetak Puluhan Unicorn, BUMN Digencarkan Investasi di Startup

Biaya produksi yang dikeluarkan peternak nyaris tidak memberikan keuntungan karena mahalnya harga pakan. Menurut Ariadi dalam satu minggu terakhir kenaikan harga pakan babi mencapai Rp 7.500 hingga Rp 10.000. “Satu sak kenaikan harganya bisa Rp 7500 hingga Rp 10.000,” ujar Ariadi.

Lanjutnya, peternak babi di Tabanan sudah lama dalam kondisi nelangsa dengan anjkloknya harga babi karena isu Meningitis beberapa waktu lalu ditambah lagi dengan kenaikan harga pakan. Kenaikan harga jual babi di tingkat peternak ini, diakuinya,  memberikan kegembiraan tersendiri. Apalagi prediksi kenaikan harga akan terus terjadi mendekati hari raya Galungan dan Kuningan nanti.

Baca juga:  Tower ATCS AirNav Dilengkapi Lidar, Ini Kegunaannya

Untuk besaran keuntungan yang dinikmati, tidak sama antara peternak intensif dengan peternak kerakyatan. Sebab untuk peternak babi di level peternak rakyat, dominan mengadopsi pakan asalan (sisa limbah rumah tangga) sehingga  biaya produksi yang dikeluarkan kecil. Ketika dibeli oleh tukang jagal, harga produksi babi di peternak kerakyatan ini juga akan lebih murah dibandingkan hasil ternak produksi peternak intensif yang dominan menggunakan pakan pabrikan. “Meski demikian adanya lonjakan harga, keduanya sama-sama menikmati keuntungan,” ujarnya.

Penyebab melonjaknya harga jual babi ini selain dipicu oleh naiknya biaya produksi, juga karena penurunan pasokan produksi di kalangan peternak. Saat ini  sejumlah peternak babi telah beralih ke sektor usaha lainnya akibat harga jual babi yang dinilai tidak menguntungkan.

Baca juga:  Uyah Kusamba Gema Santi Siap Diproduksi, Bentuk Keseriusan Bupati Suwirta Bangkitkan Petani Garam

Ariadi mengungkapkan penurunan produksi ini tidak saja terjadi di Bali, namun di luar Bali. “Adanya produksi yang menurun diiringi dengan lonjakan permintaan pasar seperti Jakarta dan Surabaya, membuat harga jual babi di tingkat peternak kerakyatan maupun peternakan intensif menjadi naik,” ujarnya.

Sementara berdasarkan data dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Tabanan, harga jual daging babi di pasaran selama satu minggu terakhir justru cenderung stabil. Untuk daging babi  kualitas I harganya masih Rp 60.000 per kilogram dan daging babi kualitas II harganya Rp 55.000 per kilogram. (Wira Sanjiwani/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *