GIANYAR, BALIPOST.com – Di tengah kondisi cuaca yang tak menentu, nelayan masih mengggunakan metode tradisional, dalam memperkirakan cuaca saat berlayar. Kondisi ini pun cukup disayangkan di tengah cuaca yang tak menentu.
Menurut Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Perikanan (DKPKP) Kabupaten Gianyar, Ir. Dewi Hariani, menilik cuaca yang ekstrem, nelayan perlu diajarkan cara membaca prakiraan cuaca yang diterbitkan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), baik itu melalui situs resminya atau data yang dikirimkan melalui instansi terkait. “Nelayan diharapkan bisa membaca prakiraan cuaca yang diterbitkan BMKG,” katanya.
Pihaknya pun sudah mengajak 30 orang nelayan mengunjungi Stasiun Klimatologi Klas II Jembrana Bali dan ke Balai Riset dan Observasi laut di Jembrana beberapa lalu. “Di sana nelayan kita belajar bagaimana cara membaca kondisi cuaca melalui aplikasi teknologi yang nantinya bisa dijadikan pedoman bagi nelayan sebelum melaut. Bagaimana kondisi cuaca hari ini, arus laut, tinggi gelombang bahkan lokasi-lokasi keberadaan ikan di laut juga bisa diketahui,” katanya.
Ditambahkan cuaca di tengah laut juga bisa dibaca melalui peta yang dapat dilihat di situs web BMKG. Melalui upaya ini diharapkan para nelayan dapat lebih mudah menangkap ikan di laut. “Jadi nanti sudah langsung bisa menangkap ikan di laut karena lokasi-lokasi padat ikan sudah diketaui sebelumnya,” ujarnya.
Dewi Hariani juga berharap dengan diketahuinya cuaca melalui aplikasi ini, kecelakaan nelayan saat melaut dapat diminimalisir dan meningkatkan hasil tangkapan ikan. “Kita berupaya menekan angka kecelakaan nelayan,” tandasnya. (Manik Astajaya/balipost)