BANGLI, BALIPOST.com – Tingkah lucu anjing Kintamani memukau ratusan penonton Kontes Anjing Kintamani di Lapangan Kapten Mudita, Bangli, Selasa (8/5). Anjing yang memiliki ciri khas ekor berbentuk bulan sabit dan telinga berdiri tegak itu mampu menunjukkan gerak sesuai arahan sang pemilik. Bahkan anjing-anjing tersebut piawai dalam menari mengikuti irama musik.
Panitia Kontes Anjing Kintamani, I Nengah Darsana mengungkapkan, kontes ini lebih diarahkan pada lomba anatomi yakni melihat keaslian anjing kintamani dari postur tubuh, bulu, hingga pigmentasi yang sesuai dengan standarisasi anjing Kintamani. Kontes sebagai rangkaian HUT Bangli tersebut selain bertujuan untuk memeriahkan acara, juga memberikan edukasi bagi masyarakat tentang pentingnya menjaga serta mengembangbiakkan populasi anjing Kintamani yang sudah mendapat pengakuan di tingkat Asia oleh Asian Kennel Union (AKU) sebagai anjing ras asli Indonesia.
”Harapan kami, masyarakat Bangli, Bali, dan Indonesia mampu meningkatkan dan mengembangkan ras anjing Kintamani sehingga satu-satunya ras anjing asli Indonesia ini, bisa mendapat pengakuan secara internasional,” ucap anggota DPRD Bangli ini.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan (PKP) Bangli I Wayan Sukartana mengharapkan para pembudidaya anjing Kintamani dapat lebih mencintai serta menjaga keaslian ras anjing Kintamani. Sukartana juga tidak menampik kalau Desa Sukawana, Kintamani, yang juga sebagai desa pembudidaya anjing Kintamani, justru masuk dalam salah satu zona merah rabies.
Mengantisipasi rabies, pihaknya telah melakukan berbagai upaya antisipasi. Seperti program jangka pendek vaksinasi terencana yang menukik langsung pada tiga Desa wilayah Kintamani yakni Desa Sukawana, Siakin, dan Pinggan. ”Vaksinasi ini dilakukan minimal setiap 6 bulan sekali. Vaksinasi serupa juga menyasar wilayah Kintamani Barat. Seperti Desa Dausa, Desa Satra, dan Desa Catur,” katanya.
Ia menyatakan, saat ini populasi anjing Kintamani relatif banyak yakni 1.500 ekor yang tersebar di tiga desa. Yakni Sukawana sebagai homebase, Pinggan dan Siakin. (Eka Parananda/balipost)