PJ Bupati Ketut Rochineng saat berkunjung ke Pasar Ubud, Kamis (10/5). (BP/nik)

GIANYAR, BALIPOST.com – PJ Bupati Gianyar Ketut Rochineng melakukan pengecekan ke sejumlah pasar yang akan dibangun tahun 2018, Kamis (10/5). Selain itu, Pasar Ubud yang sempat terbakar 2016 juga menjadi lokasi kunjungan. Rencanannya, pasar itu akan kembali dibangun tahun depan menggunakan anggaran pusat senilai Rp 40 Miliar.

Kunjungan Bupati ke Pasat Ubud, didampingi Sekdakab Gianyar, I Made Gede Wisnu Wijaya serta sejumlah pejabat di lingkungan Pemkab Gianyar, juga menyempatkan diri berbincang dengan sejumlah pedagang. Mereka pun berupaya mendengarkan masukan dari para pedagang. Sejumlah pedagang sempat menanyakan terkait lamanya proses perbaikan bangunan di Blok A Pasar Ubud itu.

Rochineng menjelaskan, pada 2017 perbaikan bangunan pasar yang terbakar tersebut sudah dianggarkan sebesar Rp. 10 Milyar. Namun, kajian kelayakan gedung yang diterima pada pertengahan tahun itu, menyatakan bahwa sisa bangunan tersebut tidak layak, serta harus dibangun ulang. Sehingga, proses perbaikan tidak bisa dikerjakan. “Tahun 2018 ini proses perencanaan dan pembongkaran sudah dilakukan, serta pembangunan pasar akan dikerjakan pada 2019 mendatang, “ katanya.

Baca juga:  Denpasar Selalu Tambah Puluhan Kasus COVID-19 Harian, Persentase Pasien Sembuh Justru Capai Segini

Rencananya Balok A Pasar Ubud itu dibangunan berlantai dua dengan alokasi dana sebesar Rp. 40 Milyar. Dana yang bersumber dari pemerintah pusat ini pun sudah dikordinasikan oleh Pj Bupati Ketut Rochineng. Di lokasi itu akan dibangun basement untuk parkir roda dua, sedang di lantai 1 akan dikhususkan untuk parkir roda empat dan beberapa pedagang. Sementara untuk para pedagang sebanyak 43 pedagang akan dilokasikan di lantai dua.

“Konsep pembangunannya memperhatikan masukan dan saran para pedagang. Nanti disini (Pasar Ubud_red) akan dibangunbasement sebagai parkir roda dua, di atasnya lantai 1 akan dimanfaatkan untuk parkir roda empat.  Sedangkan para pedagang nanti akan dilokasikan di lantai. Semua kita akan tata coba dengan baik, sehingga pedagang dan pengunjung sama-sama nyaman beraktifitas,” tambah Rochineng.

Bersama jajaran Ketut Rochineng juga meninjau proses pembangunan Pasar Desa Keramas yang sedang dalam proses tender. Pembangunan ditargetkan selesai tahun ini, dananya bersumber dari APBD/DAK  sebesar Rp. 4,1 Milyar.

Baca juga:  Segera Dioperasikan, Bupati Cek Langsung Kesiapan Pelayanan Pengujian Kendaraan Bermotor

“Disini semuanya berjalan sesuai perencanaan, pedagang juga bisa beraktifitas seperti biasa. Beberapa bulan ini proses pembangunan pasar akan mulai dikerjakan,” terang Rochineng.

Tidak cukup disana, pelantun lagu Bali Shanti itu juga meninjau lokasi pembangunan sentra Industri Kecil Menengah (IKM) di Desa Celuk, merupakan bantuan dari Kementrian Perindustrian RI sebesar Rp 5,2 Milyar.

Pembangunan sentra kerajinan ini sebagai upaya Pemkab Gianyar dalam mengembalikan citra Desa Celuk sebagai sentra kerajinan perak. Sentra IKM tersebut juga nantinya akan digunakan sebagai pusat pelestarian dan peningkatan keterampilan perajin perak di Desa Celuk dan sekitarnya yang dikelola oleh Pemkab Gianyar.

PJ Bupati yang bertubuh kekar ini juga mengunjungi lokasi pembangunan Pasar Desa Silakarang. Pasar dengan alokasi dana sebesar Rp. 9,8 Milyar bersumber dari dana DAK sebesar Rp. 4 Milyar serta bantuan Kementrian Perdagangan RI sebesar Rp. 5,8 Milyar tersebut direncanakan rampung dikerjakan 2018 ini.

Baca juga:  Bupati Gede Dana Dorong Perbekel dan Lurah Intensifkan Pemungutan PBB-P2

Pembangunan pasar tersebut merupakan kerjasama Pemkab Gianyar dengan Desa Pakraman Silakarang. Pemkab Gianyar dalam hal ini, mengerjakan bangunan pasar sementara Desa Pakraman Silakarang sebagai penyedia lahan.

Ketut Rochineg juga meninjau lokasi ruas jalan di Desa Sukawati menuju Tegenungan Desa Kemenuh yang beberapa bulan lalu jebol. Diterangkan ruas jalan tersebut sudah masuk dalam 8 obyek bencana di Kabupatan Gianyar. Dimana 3 obyek bencana sudah dilakukan perbaikan dengan dibiayai APBD. Sementara sisanya yakni 5 obyek belum bisa dibiayai APBD karena nilainya tergolong tinggi, yakni lebih dari Rp. 13 Milyar.

“Jalur ini kan merupakan akses jalan penghubung, jadi sangat penting keberadaannya bagi masyarakat. Saya sudah perintahkan ke SKPD terkait untuk mengajukan proposal ke BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) untuk kelima obyek bencana tersebut. Minggu ini sudah mulai dikerjakan,” tandas Rochineng. (manik astajaya/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *