Salah satu spot selfie yang ada di Buleleng. (BP/dok)

SINGARAJA, BALIPOST.com – Penyediaan spot “selfie” di Buleleng makin marak. Bahkan jumlahnya yang makin banyak ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan DPRD Buleleng.

Alasannya, makin banyaknya spot “selfie” ini akan memicu persaingan yang tidak sehat diantara pengelola. Ketua Komisi II DPRD Putu Mangku Budiasa pun meminta pemerintah menatanya.

Ia menyarankan ada kebijakan yang membatasi pembukaan spot “selfie” ini agar tak kesan semrawut. Lebih jauh mantan Perbekel Desa Selat, Kecamatan Sukasada ini mengatakan, keberadaan spot selfie juga harus memperhatikan segi keamanan. Apalagi, konstruksi lokasi selfie itu kebanyakan terbuat dari bambu dan kayu.

Baca juga:  Bicara di Ajang Pertemuan WB-IMF, Livi Zheng Bicara Keindahan Indonesia dan Bali

Bahan seperti ini memiliki batas maksimum serta batas waktu kekuatan. “Ini harus dikendalikan pemerintah. Kalau bisa jangan terlalu banyak seperti sekarang. Kalau ini dibiarkan, kesannya semrawut dan akan muncul persaingan yang tidak sehat,” katanya.

Sekretaris Dinas Pariwisata (Sekdispar) Ketut Arjana mengatakan, pemerintah bekerjasama dengan desa dinas serta desa pakraman akan menata kembali keberadaan obyek wisata yang sedang ngetren ini. Selain itu, Dispar juga mengingatkan agar setiap pengelola menerapkan standar operasional prosedur (SOP) yang mengedepankan keamanan pengunjung. (Mudiarta/balipost)

Baca juga:  Kasus Meningitis Marak, Ini Imbauan Pemkab Buleleng
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *