Suasana di Danau Buyan, Buleleng. (BP/dok)

SINGARAJA, BALIPOST.com – Luapan air Danau Buyan, Desa Pancasari, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng telah cukup lama merendam belasan hektar lahan pertanian. Fenomena alam itu telah menyebabkan kerugian hingga miliaran rupiah. Menyikapi itu, pemkab mewacanakan untuk menggelontorkan bantuan berupa bibit.

Berdasarkan pantauan, Rabu (16/5) air danau yang bersandingan dengan Danau Tamblingan, Kecamatan Banjar ini masih merendam lahan pertanian di Dusun Buyan dan Dasong. Sama sekali tidak ada petani yang beraktivitas. Lahan garapannya yang sebelumnya tertanami sayuran dan strawbery telah dipenuhi semak belukar. Tak hanya itu, air juga masih menggenangi beberapa permukiman warga, hanya tidak parah.

Baca juga:  Karena Ini, Pelaksanaan "Twin Lake Festival" Diundur

Petani, Luh Sutami mengatakan air danau sejak dua minggu lalu sudah mulai surut. Namun sangat sedikit. Belum mampu membuat petani lega. “Beberapa hari tidak hujan. Memang air surut. Tetapi sedikit,” ungkapnya.

Fenomena yang tahun lalu sudah sempat terjadi ini telah menyebabkan petani kelimpungan. Tidak ada hasil panen, tetapi harus membayar kontrakan lahan. “Banyak yang ngontrak. Sekarang gagal panen,” ucapnya.

Dihadapkan kondisi demikian, petani tak bisa berbuat banyak. Penghasilannya hanya mengandalkan lahan tidak terendam yang tidak terlalu luas. “Sekarang hanya bisa menunggu. Kalau surut, baru bisa menanam lagi,” imbuhnya.

Panen sayuran yang anjlok berimbas pada pasokan ke Pasar Pancasari. Berkurang, hingga memicu lonjakan harga. Untungnya tak berselang lama pasokan datang dari Desa Candikuning, Kecamatan Baturiti, Tabanan. “Sekarang sayur lebih banyak dari Candikuning. Biasanya pertanian disini (bantaran Danau Buyan-red) yang banyak,” sebut pedagang, Luh Arini.

Baca juga:  Permenaker Direvisi, Klaim JHT Balik ke Aturan Lama

Pasokan minim, katanya hanya terjadi pada strowbery. Harganya mencapai Rp 45 ribu per kilo, naik dari sebelumnya yang hanya Rp 22 ribu. “Biasanya sehari dapat dari petani 20 kilo. Sekarang hanya 2 kilo. Kualitasnya juga tidak bagus,” tuturnya.

Kepala Bidang Hortikultura Dinas Pertanian Buleleng, I Gede Subudi mengatakan sesuai hasil pendataan, lahan terendam mencapai 18 hektar. Rinciannya, lahan strowbery 12 hektar, sayuran 3 hektar, tomat 2 hektar, paprika dan cabai masing-masing setengah hektar. Total kerugian Rp 1.752.000.000.  “Ini ada di Dusun Dasong dam Buyan,” ungkapnya.

Baca juga:  Puitika Tari, Karya Puisi Prof Dibia tentang Jagat Tari

Pejabat asal Kecamatan Busungbiu ini menyebutkan pemkab telah menganggarkan pemberian bantuan bibit sebesar Rp 23.400.000. Hanya itu terbatas pada strowbery dengan alasan sebagai komoditas unggulan. “Sudah dianggarkan di induk tahun ini. Untuk bibit lain, seperti sayuran, masih bisa diupayakan petani,” jelasnya.

Dinyatakan pula, petani yang lahannya terdampak mencapai 44 orang. Penggelontoran bantuan akan diawali verifikasi. “Nanti petani akan dikumpulkan dulu,” tandasnya. (sosiawan/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *