DENPASAR, BALIPOST.com – Negara yang mengeluarkan travel advisory pasca aksi terorisme yang terjadi di sejumlah Gereja dan Mapolrestabes Surabaya beberapa waktu lalu, makin bertambah.
Jika sebelumnya, Amerika, Inggris, Australia, Singapura dan Hongkong telah mengeluarkan Travel advice, kini Negara Irlandia, New Zealand, Malaysia, Polandia, Kanada, Perancis dan Filipina, juga mengeluarkan hal yang sama.
Para pelaku pariwisata di Bali Khususnya BPC Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Denpasar pun mengecam aksi teror bom Surabaya yang menewaskan belasan orang dan membuat puluhan warga terluka.
Ketua BPC PHRI Denpasar Ida Bagus Gede Sidharta Putra yang akrab disapa Gusde dalam pertemuan rutin dengan pengurus PHRI Kota Denpasar Rabu (16/5) menyatakan, pelaku pariwisata yang tergabung di PHRI Denpasar mengecam tindakan biadab tanpa rasa perikemanusiaan tersebut dan berbelasungkawa terhadap keluarga korban.
Ia juga khawatir dampak aksi terorisme ini akan mempengaruhi kunjungan wisatawan ke Bali. Untuk itu keamanan dan kenyamanan destinasi Bali harus ditingkatkan. Peningkatan keamanan itu dikatakannya untuk mencegah aksi serupa terjadi di Pulau Bali yang menjadi destinasi favorit wisatawan asing maupun domestik.
“Agar tidak merembet ke Bali karena sangat parah sekali akibatnya. Karena Bali pernah mengalami itu (bom Bali) pada 2002 dan 2005. Karena pariwisata sebagai motor pembangunan ekonomi bagi masyarakat Bali maka keamanan ini harus dijaga bersama,” tegasnya.
Hingga sekarang, Gusde menegaskan belum ada pembatalan kunjungan wisatawan ke Pulau Dewata. Saat ini khusus di Kota Denpasar rata-rata okupansi atau tingkat hunian kamar hotel berkisar 65 persen. Dia berharap semua pihak dapat bekerjasama menjaga keamanan dan kenyamanan pulau ini. Agar kunjungan wisatawan tetap tumbuh positif mengingat pada triwulan pertama 2018 pasca erupsi Gunung Agung kedatangan turis ke Bali mulai pulih.
Meski destinasi di Kota Denpasar masih aman untuk di kunjungi bagi wisatawan, namun dalam hal menjaga keamanan dan kenyamanan tersebut Gusde mengatakan bahwa BPC PHRI Kota Denpasar telah mengambil beberapa langkah. Diantaranya, mendukung aparat kepolisian dan TNI dalam memberantas terorisme di Indonesia.
Diakui Gusde secara internal, BPC PHRI Denpasar pun telah mengimbau anggotanya agar menjaga kewaspadaan terhadap lingkungan sekitar dan bekerjasama dengan pihak keamanan setempat misalnya Polsek terdekat. Jika ada hal-hal yang mencurigakan agar dilaporkan kepada kepolisian. Pelaku pariwisata, pemerintah dan masyarakat juga secara bahu membahu menjadi public relation menyampaikan informasi yang meyakinkan kepada calon wisatawan bahwa Bali masih tetap aman dan nyaman untuk dikunjungi khususnya Kota Denpasar.
“Tingkatkan kewaspadaan dan pengamanan baik pemeriksaan maupun patroli di area hotel masing masing dan tetap ramah serta sopan dalam menegur tamu. Disamping itu perlu secara rutin melakukan pengecekan sistem pengamanan yang ada berikut alat yang dipunyai agar dioptimalkan. Pasang anggota security di setiap pintu-pintu akses masuk area hotel,” jelas Gusde.
Dikatakannya, pada saat kendaraan roda 4 dan 2 akan memasuki area hotel tetap dilakukan pengawasan. Pengawasan di area masuk ring 1 akan menggunakan gate detektor atau metal detektor. Selain itu, dilakukan peningkatan patroli rutin di seluruh area pastikan identitas KTP/paspor tamu pada saat check in asli dan jangan menimbulkan ketakutan bagi wisatawan. Menurutnya menegur atau menyapa pengunjung dengan sopan dan ramah tetap menjadi prioritas petugas keamanan hotel dalam melaksanakan tugas.
“Kita juga bisa melakukan analytical misalnya dari expected arrival saat reservasi wisatawan dan pengecekan terhadap vendor-vendor hotel yang biasanya memakai mobil box,” papar Gusde.
Lebih lanjut pihaknya yang juga Ketua Yayasan Pembangunan Sanur ini meminta para pengusaha hotel di Denpasar, khususnya di Sanur agar lebih waspada dan tetap melakukan SOP pengamanan. Misalnya tidak mengabaikan pengecekan di entry point gate hotel. Apabila hotel itu berada di kawasan terbuka atau memiliki kawasan pantai tetap diberlakukan pengecekan keamanan dengan mengaktifkan alat metal detektor. Begitu pun diharapkan agar tidak menggunakan kembang api dan optimalkan pemasangan CCTV untuk meningkatkan pengawasan agar seluruh aktivitas yang mencurigakan dapat terpantau. Disamping itu kata Gusde, tim keamanan agar lebih intensif melakukan pengamanan.
Ia juga akan berkoordinasi dengan semua pihak termasuk menjalankan instruksi dari Polri, TNI, bendesa adat, kepala desa untuk melakukan pengecekan terhadap penduduk pendatang dan bagi pemilik kos harus lebih waspada 2×24 jam serta wajib lapor jika ada tamu.(citta maya/balipost)