Suasana pawai Ta'aruf yang digelar warga Kecincang Islam menyambut Ramadan. (BP/Dokumen)

AMLAPURA, BALIPOST.com – Menyambut datangnya bulan puasa, Selasa (15/5) malam warga muslim Banjar Kecicang Islam, Desa Bungaya Kangin, Kecamatan Karangasem menggelar pawai ta’aruf. Pawai yang mirip malam pengerupukan menjelang hari raya Nyepi tapi tanpa ogoh-ogoh itu dipusatkan di sepanjang Jalan Veteran atau Bypass Jalur 11 Karangasem setelah sebelumnya start dari Masjid Jami Baiturrahim, Kecicang Islam.

Iring-iringan pawai dimulai sekitar pukul 20.00. Sebelumnya ribuan warga berkumpul di dihalaman Masjid Jami Baiturrahim. Dipandu Banser yang dibantu Pecalang Desa Adat Bungaya, Linmas, TNI dan Kepolisian, mereka membentuk barisan sebelum kemudian begerak menuju Jalan Veteran yang berada di seberang jalan sebelah timur kampung.

Baca juga:  Harga Bumbu Dapur Meroket Jelang Puasa

Peserta pawai mengenakan busaha khas muslim, sebagian dari mereka membawa obor layaknya malam pengerupukan. Iring-iringan pawai diawali drum band anak-anak disusul seni rudat dan warga.

Pawai Ta’aruf merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan warga muslim di Banjar Kecicang Islam. Namun, pawai kali ini sedikit berbeda dari biasanya. Sejumlah warga terlihat membentangkan spanduk dukungan kepada aparat kepolisian dalam menindak terorisme. Melawan aksi radikalisme dan mengutuk aksi terorisme yang terjadi di Kota Surabaya dan beberapa kota lainnya di Tanah Air.

Kepala Wilayah (Kawil) Kecicang Islam, Irfan Ardiansyah, mengatakan, Pawai Ta’aruf digelar untuk menyambut datangnya Bulan Suci Ramadhan di mana aktivitas puasa pertama di Kecicang Islam dilaksanakan mulai Kamis (17/5). Acara rutin tahunan itu tak hanya melibatkan warga muslim saja, warga non muslim terutama karma hindu juga selalu ambil bagian.

Baca juga:  Bulan Puasa, Empat Warga Ini Digerebek Karena Judi

Menurut dia, Pawai Ta’aruf di Kecicang Islam adalah bentuk toleransi, kebersamaan, keberagaman antara umat muslim dengan hindu. Pawai Ta’aruf sebagai salah satu simbul toleransi antar umat beragama merupakan warisan leluhur yang senantiasa akan dijaga dan dipupuk. “Ini adalah bentuk toleransi bersama, persatuan, keberagaman dan kerukunan antar umat beragama. Kita semua mengutuk kejadian bom bunuh diri di Surabaya,” tegasnya.

Tokoh masyarakat Kecicang Islam, Tuan Guru H. Marzuki, menyampaikan pandangan serupa. Pihaknya bahkan mengajak seluruh masyarakat untuk senantiasa menjaga warisan leluhur dan selalu hidup rukun berdampingan. “Rasullah SAW mengajarkan perdamaian, leluhur mengajarkan seperti itu. Kami mengutuk segala bentuk radikalisme dan terorisme. Kami mendukung aparat kepolisian dan ikut berduka atas terjadinya korban,” ujarnya.

Baca juga:  Nelayan Minta Fasilitasi Pembelian BBM

Perbekel Bungaya Kangin, IB Sulendra, juga mengatakan komitmen toleransi antar umat beragama di Bungaya Kangin sudah terbina sejak dahulu kala. Pihaknya pun mengajak seluruh warga baik muslim maupun non muslim menjadikan Bulan Suci Ramahdan kali ini untuk semakin meneguhkan komitmen itu.

Hubungan kekerabatan yang selama ini sudah terbina agar selalu dijaga oleh seluruh komponen. “Solidaritas menjadi tameng untuk kita bersama-sama mewujudkan keamanan,” katanya. (kmb/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *