Bambu untuk bahan penjor mulai dicari warga, dua minggu sebelum Galungan. (BP/nan)

BANGLI, BALIPOST.com – Sejumlah penjual musiman mulai menjajakan bambu menjelang perayaan hari Raya Galungan dan Kuningan. Meski Galungan masih dua pekan lagi, akan tetapi masyarakat saat ini mulai memburu bambu untuk sarana penjor.

Salah satu penjual bambu di LC Uma Aya, asal Banjar Sedit, Kelurahan Bebabalang, Bangli, I Wayan Sukania, Kamis (17/5), mengatakan pihaknya sudah menjual kebutuhan umat Hindu ini untuk pembuatan penjor. Diutarakannya bambu yang dijualnya dicari di daerah Suter Kintamani dan Pempatan Rendang. “Tinggi bambu yang saya jual untuk Galungan yakni 12 meter. Sementara kalau bambu untuk upacara karya, tingginya hanya tujuh meter,” ucapnya.

Baca juga:  Berisiko Tertular COVID-19, Ini Persentase Dokter Gigi di Bali Tak Berpraktik

Dia menjelaskan, harga bambu yang dijual bervariasi mulai dari harga termurah Rp 30 hingga 100 ribu. Bambu yang paling mahal merupakan bambu jenis petung. Total ia menyiapkan stok hingga 800 batang.

Selain menjual bambu penjor, pihaknya juga menjual penjor jadi yang sudah siap dipasang. Harganya Rp 300 ribu. Hanya saja, untuk penjualan penjor jadi tergantung jumlah pesanan yang datang. “Kalau membuat penjor cuma-cuma untuk dijual nanti bisa rugi ketika penjor tidak ada yang membeli. Kalau pesanan, sudah pasti akan laku,” paparnya.

Baca juga:  Ratusan Kura-kura Brazil Selundupan Diamankan

Ia mengungkapkan, sekarang ini bambu penjor mulai dicari warga. Selain pembeli dari Bangli, ada beberapa pembeli dari Klungkung dan Gianyar. “Berdasarkan pengalaman-pengalaman sebelumnya, warga biasanya membludak datang tiga hari menjelang Galungan. Saat Galungan sebelumnya, tiga hari menjelang Galungan bambu yang dijual ludes dan saya memesan lagi,” ujarnya.

Lebih lanjut dikatakannya, dirinya menggeluti usaha jual bambu saat Galungan ini sejak 2012 silam. Kala itu, sejumlah tetangganya meminta dicarikan bambu untuk bahan penjor.

Baca juga:  Magma Sudah Penuhi Sepertiga Kawah Gunung Agung

Setelah itu, pesanan semakin banyak yang datang. Akhirnya ia memutuskan untuk menjual bambu penjor sampai saat ini. “Kala itu saya mencari bambu di daerah Pengotan,” kenang Sukania. (Eka Parananda/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *