Proses evakuasi mayat di sungai Yeh Ho oleh petugas TRC BPBD Tabanan dan pihak kepolisian. (BP/may)

DENPASAR, BALIPOST.com – Dari April- Mei 2018, PLN Area Pelaksana Pemeliharaan (APP) Bali mencatat kerugian Rp 734.400.000 akibat layang-layang. Karena ada daya 612 MW yang hilang sia-sia karena gangguan 4 layang-layang.

Asisten Manager Haset PLN APP Bali Budhi Sunyapati mengatakan, pemadaman di PLN ada dua yaitu pemadaman terencana dan pemadaman karena lost contact atau karena gangguan.

Jika pemadaman terencana, pelanggan akan diberikan pengumuman, terjadwal dan lokasi pemadaman ditentukan. Pemadaman jenis ini biasanya dilakukan untuk melakukan pemeliharaan jaringan.

Sedangkan pemadaman karena terjadi gangguan adalah merupakan tantangan bagi PLN. Karena sifatnya tidak bisa dikontrol. “Karena terlibat dengan aktivitas masyarakat dan kondisi alam. Kondisi alam bisa disebabkan karena hujan, bangunan, layang-layang, maupun aktivitas pemasangan penjor,” bebernya.

Baca juga:  Bali Kembali Pecahkan Rekor, Ini Lima Penyumbang Tambahan Kasus COVID-19 Terbanyak

PLN APP Bali membidangi transimisi Jawa Timur dan Bali khususnya tegangan 150.000 volt. “Tantangan kami adalah pada saat ini mulai bulan April- Mei,” ungkapnya.

Di APP Bali sudah merekap gangguan yang disebabkan oleh layang-layang sudah terjadi 4 kali selama bulan Mei. Jadi di tanggal 4, 5, 9, 16 Mei,” bebernya.

Jika dihitung KWH atau MW yang hilang sekitar 612 MW dan dihitung dalam rupiah sejumlah Rp 734.400.000. Karena per 1 kWh sama dengan Rp 1.200.

Ia menjelaskan teknis pemadaman. Ada dua jalur aliran listrik. Pada saat jalur dua mengalami gangguan karena layang-layang, maka tidak bisa mengalirkan listrik. Otomatis beban listrik yang semula dipegang dua jalur menjadi hanya dipegang satu.

Baca juga:  JK Rayakan Tahun Baru di Bali

“Ini bebannya tadinya ada dua 70, 70. Karena satu mengalami gangguan, energi listrik dari jaur dua hilang karena tidak tersalurkan. Sehingga keandalan dari sistem ini menjdi tidak handal,” jelasnya.

Mengingat mesin penyalur energi listrik terus hidup, maka dengan putusnya salah satu jalur energi listrik, maka energi listrik terbuang sia-sia.

Maka dari itu PLN melakukan langkah-langkah antisipasi dengan melakukan sosialisasi untuk tidak bermain layang-layang di jalur transmisi. Minimal bermain layang-layang 1 km dari jalur transmisi. Imbauan dan larangan ini pun telah diatur dalam Perda.

Selain Perda juga ada Permen yang mengatur tentang hal itu yaitu Permen 18 tahun 2015. Pada Permen itu menyampaikan kepada masyarakat untuk menghindarkan menaikkan benda atau layangan yang berpotensi mengganggu tegangan 150 KV. Selain itu masyarakat diimbau juga untuk tidak menginapkan layang-layang hingga pagi hari karena berpotensi tidak terjaga.

Baca juga:  Pariwisata Pulih, Penjualan Listrik Meningkat Ratusan Persen

DM Komunikasi dan Bina Lingkungan PLN Distribusi Bali I Gusti Ketut Putra menambahkan, menjelang Galungan masyarakat diimbau untuk tidak memasang penjor berdekatan dengan jaringan listrik. Karena sampian dari penjor berpotensi diterbangkan angin hingga menyentuh jaringan. Hal ini membahayakan keamanan masyarakat. “Apalagi adanya hujan rawan tersetrum. Selain itu jaringan listrik juga akan padam. Mohon masyarakat bisa memasang penjor paling tidak dua meter di bawah jaringan,” imbuhnya.(citta maya/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *