Pertanian garam di Desa Kusamba, Kecamatan Dawan. Belakangan prospeknya cukup menjanjikan. Namun generasi mudah belum tergugah untuk menggeluti.(BP/sos)

SEMARAPURA, BALIPOST.com – Produksi garam di Desa Kusamba, Kecamatan Dawan, Kabupaten Klungkung masih berlangsung. Ditengah petani yang sudah uzur, permintaan pasar cukup menjanjikan. Pemenuhannya sampai kewalahan. Ironisnya, hal tersebut belum mampu menggugah minat generasi muda untuk menggeluti.

Seorang petani, I Ketut Kaping menuturkan produksi garam sudah berjalan normal sejak sebulan lebih, menyusul cuaca yang mulai bersahabat. Kualitasnya pun sangat baik. Itu mampu terserap di pasaran. Tak hanya dalam daerah, namun juga dari wilayah Denpasar. Jumlahnya tak tanggung-tanggung, sempat mencapai 500 kilogram. “Belakangan permintaan cukup banyak. Ada dari pengepul. Ada juga dari wisatawan. Sampai tidak bisa memenuhi. Kuwalahan,” tuturnya, Minggu (20/5).

Baca juga:  Pengembangan Pariwisata Perlu Sinkronisasi Deregulasi

Setiap hari, petani paruh baya ini hanya bisa berproduksi kisaran 5 sampai 10 kilogram per hari. Ini terkadang sudah terlebih dahulu dipesan. Ia pun tak mengetahui secara pasti alasan konsumen memburu bumbu dapur bercita rasa asin itu. “Katanya beda dari garam lain. Makanya banyak yang nyari,” ucapnya.

Harga jualnya kisaran Rp 15 ribu per kilogram. Tergolong menjanjikan, cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup. “Sampai sekarang masih menjanjikan. Dari pada jadi nelayan. Kadang tidak dapat apa,” tuturnya.

Baca juga:  Gapasdap Ketapang-Gilimanuk Minta Segera Penyesuaian Tarif

Mendukung produksinya, pemerintah daerah sudah memberikan bantuan berupa mesin penyedot air laut, pipa dan penampungan. Ini mampu mengurangi beban petani yang seluuruhnya sudah berusia tua. “Bantuan sudah ada. Tidak lagi sering-sering ngangkat air dari laut. Tetapi tinggal ngambil dari tempat penampungan,” sebut Kaping.

Meski menunjukkan tren positif, pertanian yang sudah ada secara turun-temurun ini masih juga “diabaikan” generasi muda. Sebagian besar memilih untuk menekuni pekerjaan lain. “Petani tingga yang tua saja. Anak muda tidak ada yang au menekuni. Padahal dari sisi prospek cukup bagus,” tandasnya.

Baca juga:  Tragis, Karena Tersandung Nenek Ditemukan Tewas di Dasar Jurang

Petani lain, Dewa Ketut Candra juga mengatakan permintaan garam cukup lancar. Beberapa ada yang dijual kembali oleh pengepul di pasar wilayah Klungkung. “Ada yang dari luar mencari kesini,” ulasnya. (sosiawan/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *