SEMARAPURA, BALIPOST.com – Angin kencang dan ombak besar melanda pesisir Kabupaten Klungkung, Minggu (27/5). Fenomena alam ini tak sebatas mengganggu penyeberangan dari daratan menuju kepulauan Nusa Penida maupun sebaliknya. Tetapi juga “mematikan” produksi garam di Pantai Karangdadi, Desa Kusamba, Kecamatan Dawan.
Berdasarkan pantauan, ombak demikian terjadi diseluruh kawasan pesisir dari perbatasan dengan wilayah Kabupaten Gianyar sampai Karangasem. Sejumlah barang di Pantai Monggalan, Desa Kusamba juga banyak disapu. Seorangg warga, Nengah Bemo menuturkan ombak seperti itu terjadi sejak dini hari dan semakin besar menginjak siang. “Angin juga sangat kencang,” katanya.
Disampaikan lebih lanjut, hal tersebut menyebabkan pengiriman sejumlah barang, terutama kebutuhan pokok ke Kepulauan Nusa Penida juga terganggung. Sejak pagi sampai pukul 10.00 Wita hanya bisa berjalan satu trip. Berbeda saat situasi normal yang sudah dua trip. “Ombak dan angin kencang yang jadi kendala. Kalau gelombang tidak terlalu besar,” sebutnya.
Sementara itu, seorang buruh angkut barang, Dewa Raka mengatakan fenomena alam ini sudah menjadi siklus tahunan, terlebih jelang bulan purnama. Diperkirakan berlangsung sekitar satu minggu. Ia pun terancam tidak mendapatkan penghasilan akibat pengiriman barang yang tak berlangsung lancar. “Kalau mengirim barang tidak bisa, ya tentu tidak dapat upah,” ucapnya.
Dikatakan pula, kehadiran ombak besar juga sulit diprediksi, terkadang tiba-tiba. “Kadang langsung tenang. Kadang besar. Sulit diprediksi. Benar-benar harus waspada. Muatan sampan juga ada dikurangi,” imbuhnya.
Ombak juga menerjang perahu nelayan di Pantai Segara, Desa Kusamba. Hal tersebut mengharuskan nelayan beramai-ramai melakukan evakuasi, mengantisipasi kerusakan. Beberapa juga ada yang diikat di pinggir pantai supaya tidak terseret. “Untung saja tidak sampai ada yang rusak,” ucap warga, Ketut Subrata.
Dihadapkan hal demikian, nelayan juga dibuat kelimpungan. Keinginannya untuk mencari ikan sebagai penyambung hidup terpaksa diurungkan. Mereka lebih memikirkan keselamatan nyawa. “Biasanya ini berlangsung sampai empat har setelah purnama. Kalau angin kencang, bisa sampai Agustus atau lebih,” ucapnya.
Nasib tak kalah memperihatinkan juga menjerat petani garam di Pantai Karangdadi. Memasuki produksi, lahannya juga tak luput dari amukan ombak. Bahkan, sebagian langsung tergerus. “Tadi bagi baru nyiram pasir untuk persiapan produksi. Setelah itu ombak langsung besar sampai naik ke lahan. Rugi jadinya. Tidak bisa buat. Lahan juga semakin sempit,” kata petani, Dewa Ketut Candra seraya berharap alam bisa segera bersahabat.
Khusus untuk layanan boat dari pelabuhan Tribhuana, Desa Kusamba ke Nusa Penida masih berjalan. Hanya menurut pengawas pelabuhan, I Made Suardika jumlah muatannya dikurangi dengan alasan keamanan. Hal ini diprediski berlangsung sampai selesai hari raya Galungan. “Anginnya kencang sekali. Kemungkinan akan berlangsung sampai beberapa hari kedepan,” sebutnya. (sosiawan/balipost)