DENPASAR, BALIPOST.com – Ratusan krama Bali, baik tua maupun muda mengikuti pawintenan Saraswati di Pura Maospahit, Denpasar, Kamis (31/5). Pawintenan yang digelar secara masal ini bertujuan untuk memohon kepada Sang Hyang Aji Saraswati agar jasmani manusia siap menerima ilmu pengetahuan. Pawintenan Saraswati sendiri bermakna pensucian diri melalui pemujaan Dewi Saraswati, sakti dewa Brahma yang menciptakan ilmu pengetahuan.
Menurut ketua panitia pewintenan Saraswati, Jro Mangku Made Sujaya Dharma Wisesa kegiatan ini berawal dari ide dari Pinandita Sanggraha Nusantara (PSN) Korcam Denpasar Utara yang bekerjasama dengan pengempon Pura Maospahit Denpasar. Kegiatan yang digelar serangkaian pujawali Pura Maospahit Denpasar ini diikuti sekitar 500 orang, terdiri dari siswa dan guru SDN 4 Pemecutan Denpasar 106 orang dan sisanya masyarakat umum dari sejumlah daerah di Bali.
Ritual pawintenan Sarsawati dipuput Ida Pedanda Gede Putra Mas dari Griya Balun, Denpasar. Ritual pewintenan dilakukan secara dua kelompok, yakni Upanayana untuk siswa Sekolah Dasar (SD), dan pawintenan Saraswati. Dimana pada siswa SD nyurat rerajahan hanya diantara kedua kening.
Hal tersebut dilakukan karena disesuaikan dengan perkembangan fisik siswa. sedangkan untuk umum prosesi nyurat rerajahan ada diantara kedua kening, dada, kedua bahu, tungir, kedua telapak tangan, lidah, dan gigi.
Jro Mangku Sujaya menambahkan bahwa kegiatan ini baru pertama kali dilaksanakan PSN Korcam Denpasar Utara. Diharapkan saat pujawali berikutnya, kegiatan seperti ini kembali digelar, atau mungkin ditambahkan untuk ritual sapu leger bersama maupun ritual lainnya.
Pinandita I Made Warjaya memaparkan kegiatan ini intinya merupakan rentetan dari pujawali di Pura Maospahit Denpasar yang jatuh pada purnama sadha, yakni 29 Mei. Karena kegiatan tersebut nyejer selama tiga hari, digelar kegiatan pawintenan Saraswati. Pujawali di Pura Maospahit Denpasar kesineb 2 Juni ini. (Eka Adhiyasa/balipost)