SEMARAPURA, BALIPOST.com – Kunjungan ke sejumlah objek wisata bertepatan dengan umanis Galungan, Kamis (31/5) cenderung melonjak. Namun berbeda halnya dengan Desa Wisata Kamasan, Kabupaten Klungkung.
Hanya sebatas sebagai penonton. Kunjungan ramai masih sebatas mimpi.
Desa wisata yang tak jauh dengan pusat Kota Semarapura ini menawarkan lukisan kamasan sebagai daya tarik. Bahkan, ciri khas itu membuat pemkab menetapkan sebagai desa wisata.
Namun, beberapa tahun berjalan, nyaris tak ada sebuah perkembangan. Kunjungan wisatawan masih sangat minim. “Umanis Galungan sekarang juga sepi. Tidak ada kunjungan,” ungkap Perbekel setempat, Ida Bagus Ketut Danendra.
Disampaikan lebih lanjut, awal ditetapkan sebagai desa wisata, masyarakat sangat berharap besar akan adanya kunjungan secara berkelanjutan yang akhirnya berimbas pada perekonomian semakin baik. Akan tetapi, fakta di lapangan justru berbeda.
Tak ada perubahan dengan sebelumnya. “Status desa wisata belum memberikan dampak terhadap kunjungan,” jelasnya.
Ditegaskan, promosi sudah terus digencarkan. Baik oleh masyarakat, pemkab maupun perbankan yang diajak bekerjasama dan membentuk rumah kreatif. “Promosi sudah terus jalan. Mungkin wisatawan memang kurang tertarik untuk melihat wisata lukisan. Kami juga telah merencanakan untuk revitalisasi pasar. Ini salah satunya untuk mendukung desa wisata,” ucapnya.
Desa wisata yang bertetangga dengan Desa Gelgel ini juga masuk sebagai salah satu bagian city tour yang digagas pemkab akhir 2017. Lagi-lagi, itu belum mampu memberikan “kehidupan.” Ini pun diakui Danendra.
Berbeda dengan kunjungan di objek wisata Tukad Unda, Desa Paksebali, Kecamatan Dawan. Meningkat cukup signifikan dengan hari biasanya. “Kunjungan pagi saja ada sekitar empat ratus orang. Tentu meningkat dari hari biasa yang masih puluhan sampai seratusan,” ucap Perbekel Paksebali, Putu Ariadi.
Disampaikan lebih lanjut, kunjungan juga tak hanya masyarakat lokal. Tetapi juga asing maupun luar daerah. Ini telah berlangsung sejak Galungan, lusa kemarin. “Masyarakat non Hindu banyak yang ke sini. Mengisi waktu liburan,” jelasnya.
Mendukung hal itu, desa berencana untuk menata objek wisata yang tak jauh dari Desa Kamasan ini. “Rencana setelah kuningan akan membangun patung ikan. Ada juga kolam. Itu pakai dana desa,” imbuhnya. (Sosiawan/balipost)