SEMARAPURA, BALIPOST.com – Pembangunan hotel dan restoran di Nusa Lembongan, Kecamatan Nusa Penida, Klungkung semakin pesat. Namun dibalik itu, sebagian besar masih minim peralatan pemadam kebakaran.
Padahal, bencana tersebut sangat rawan terjadi. Kasatpol PP dan Pemadam Kebakaran Klungkung, I Putu Suarta mengakui itu, Kamis (31/5).
Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Klungkung ini menyatakan hal tersebut terungkap saat pemeriksaan baru-baru ini. Beberapa hotel dan restoran sejatinya dilengkapi avar.
Namun sudah dalam kondisi kedaluarsa. Ada pula dalam bentuk peralatan yang lebih canggih, tetapi tidak bisa dioperasikan. “Beberapa yang kami cek, tidak ada yang memenuhi standar keamanan untuk kebakaran,” jelasnya.
Amukan si jago merah sangat rawan terjadi pada bangunan-bangunan itu, terlebih yang beratap ilalang. Sebab tak saja bersentuhan dengan instalasi listrik, tetapi juga sangat melekat dengan aktivitas di dapur.
Mengantisipasi itu, pemilik sudah diberikan pembinaan dan terus diawasi. “Ini menyangkut keamananan. Apalagi sebagai daerah pariwisata,” katanya.
Sesuai standar, peralatan pemadam wajib ada disetiap ruangan untuk mempercepat penanganan. Pejabat asal Lingkungan Pegending, Kelurahan Semarapura Kauh ini juga menyatakan sampai sekarang Nusa Lembongan belum bisa terjangkau mobil pedaman kebakaran dari Nusa Gede.
Itu karena nihilnya akses. “Mobil pemadam secara khusus juga belum ada disana. Ini sudah selalu diusulkan setiap tahun. Tapi belum dapat. Karena seperti itu, kami sangat mengharapkan pemilik hotel maupun restoran bisa menyiapkan peralatan,” tegasnya.
Disisi lain, memasuki musim kemarau, kebakaran lahan di kepulaun Nusa Penida juga sangat rawan terjadi. Oleh sebab itu, masyarakat diminta untuk waspada. “Rerumputan, terutama di bukit sudah mulai kering. Cukup rawan terbakar. Ini patut diwaspadai. Masyarakat juga jangan sembarangan membakar,” tandas Suarta.
Ketua Perhimpuran Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Klungkung, I Wayan Kariana mengaku segera membahas soal peralatan kemananan pada akomodasi pariwisata dengan pemilik. Langkah tersebut juga akan bekerjasama dengan instansi terkait. “Sekarang belum dibahas. Tetapi kami sudah mengarah kesana. Memang aspek keamanan sangat penting,” katanya. (Sosiawan/balipost)