AMLAPURA, BALIPOST.com – Satu demi satu objek wisata anyar muncul di Karangasem. Bahkan pada Umanis Galungan, Kamis (31/5), banyak warga mengunjungi sejumlah obyek wisata itu.
Salah satunya adalah Pemukuran. Objek wisata ini berada di wilayah Banjar Dukuh, Desa Sibetan, Kecamatan Bebandem. Keberadaannya sebenarnya sudah lama namun baru kembali dilirik setelah pihak Banjar Adat Dukuh melakukan penataan.
Objek Wisata Pemukuran berada di daerah ketinggian. Di bawahnya terdapat hamparan lembah yang mengarah ke arah tenggara, selatan dan barat daya.
Dari atas ketinggian tersaji panorama Selat Lombok. Pesisir pantai di wilayah Kecamatan Manggis tersaji indah yang akan memanjakan mata setiap pengunjung.
Nama Pemukuran bukan sekedar nama tempat. Menurut cerita warga setempat, puncak perbukitan dengan hamparan tanah lapang yan cukup luas itu dinamai seperti itu karena dulunya merupakan tempat upacara memukur (ritual lanjutan setelah upcara ngaben) Jro Dukuh Sakti.
Prosesi memukur itu sudah sangat lampau di mana Jero Dukuh Sakti merupakan salah satu tetua desa.
Kepala Wilayah Banjar Dukuh, I Komang Edi Saputra, Objek Wisata Pemukuran sejatinya merupakan objek wisata lama namun dengan cita rasa baru. Objek wisata itu sudah menjadi tempat destinasi warga lokal sejak lama, namun baru ditata lagi pada 19 Mei.
Di sana sudah ada beberapa gazebo, sudah usang tapi masih eksis. ‘’Baru penataan awal. Lokasinya kita bersihkan sehingga menjadi lebih rapi,’’ ungkapnya.
Tempat wisata yang diharapkan bisa menjadi destinasi wisata alternatif di Bumi Tanah Aron itu berada di lahan milik pribadi. Banjar Adat Dukuh diberikan hak mengelola dengan sistem kontrak. Menurut Edi Saputra, Banjar Adat Dukuh mengontrak Rp 1 juta per tahun.
Selain menerima uang kontrak, enam kepala keluarga sebagai pemilik lahan juga dibebaskan dari kewajiban-kewajiban banjar adat. ‘’Pemilik mendapat luputan ayahan,’’ jelasnya.
Edi Saputra mengatakan sejak diaktifkan lagi, pengunjung mulai berdatangan. Libur Umanis Galungan merupakan saat teramai obyek itu dikunjungi. Pengunjung didominasi anak-anak muda ataupun pasangan kekasih.
Berkaca pada sejarah nama Pemukuran, Banjar Adat Dukuh menerapkan aturan ketat bagi pengunjung. Selama berada di sana, pengunjung di larang melakukan hal-hal yang tak pantas, juga dilarang membawa minuman keras.
Setiap pelanggaran akan dikenakan sanksi yang disusun berdasarkan perarem banjar. Untuk saat ini, pengunjung masih digratiskan termasuk gratis tempat parkir.
Inovasi Banjar Dukuh mendapat apresiasi dan dukungan dari pihak Desa Sibetan. Perbekel I Nengah Kompyang Suarjana, mengatakan, mulai tahun depan desa akan mengucurkan dana untuk penataan dan pengadaan fasilitas penunjang. Salah satunya fasilitas anjungan untuk berswafoto.
Pengelolaannya nanti rencananya dikerjasamakan dengan Bumdes Sibetan. ‘’Ide-ide kreatif seperti ini kita dukung sepenuhnya,’’ ungkapnya. (kmb/balipost)