MANGUPURA, BALIPOST.com – Perikanan merupakan salah satu komoditi yang menyumbangkan surplus di tahun ini terhadap ekonomi Indonesia. Bahkan nilai tukar nelayan serta jumlah ikan juga naik.
Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti ditemui disela penutupan 3rd Bali Tuna Conference sekaligus 6th Internatioal Coastal Tuna Business Forum, di Kuta, Jumat (1/6) malam mengatakan, sektor perikanan di Tanah Air menunjukkan pertumbuhan positif. Hal itu terjadi pasca diinisiasinya bingkai kebersinambungan pengelolaan dan eksploitasi hasil laut di Indonesia, pada pertemuan serupa dua tahun silam.
Dikatakan, dengan sertifikasi pihaknya berharap, tuna Indonesia bisa mendapatkan harga premium, sehingga bisa berkompetisi di pasaran dunia. “Pengusaha-pengusaha Indonesia terutama, harus komitmen terhadap satu traceability dan satu mendapatkan sertifikasi. Karena tanpa sertifikasi kita tidak bisa jual dengan harga premium,” katanya.
Untuk menuju sertifikasi tuna, Indonesia telah bersepakat dengan human right. Dari Illegal, Unreported dan Unregulated (IUU) fishing menuju ke legal reported regulated fishing. Berbagai kesepakatan yang dibuat, menunjukkan kepedulian dunia terhadap keberlanjutan perikanan tuna.
Menurutnya, tidak boleh lagi melakukan sebuah industri dengan manajemen semaunya. Aturan dunia, standar dunia dan semua itu sudah mengarah kepada yang lebih baik yaitu sustainablity. Selain itu, Indonesia sebagai negara laut, maritim harus sovereign, harus berdaulat, dan ternyata tuna bisa dengan kebijakan yang benar ditangkap oleh semua nelayan.
“Kebijakan yang dikeluarkan pemerintah membuat tuna tidak lagi dimonopoli oleh longliners besar ataupun kapal longliners asing. Saat ini seluruh nelayan di Indonesia memiliki hak yang sama menikmati hasil dari perikanan tuna,” ujarnya.
Dari data FAO (Food and Agriculture Organization) melalui SOFIA, untuk tahun 2016 terdapat 7,7 juta metrik ton tuna dan spesies seperti tuna ditangkap diseluruh dunia. Di tahun yang sama Indonesia memasok setidaknya lebih dari 16% produksi dunia dengan rata-rata produksi tuna, cakalang, dan tongkol mencapai lebih dari 1,2 juta ton/tahun. Sedangkan untuk volume ekspor tuna Indonesia mencapai 198.131 ton dengan nilai USD 659,99 juta pada tahun 2017. (Yudi Karnaedi/balipost)