Solidaritas untuk Gek Candra di CFD Lapangan Niti Mandala, Renon. (BP/asa)

DENPASAR, BALIPOST.com – Hati Siapa yang tidak luka jika melihat buah hatinya meninggal karena indikasi ketidakwajaran. Perasaan perih itu kini dialami pasangan suami istri asal Sidemen, Karangasem, I Wayan Surata dan Ni Komang Suryati. Anak keduanya Ni Kadek Candra Dinata alias Gek Candra yang baru berusia 15 bulan atau berusia setahun tiga bulan ditemukan tewas mengenaskan di sebuah kubangan ditutup dengan dahan pohon kelapa yang berjarak sekitar 1,5 kilometer dari rumahnya.

Kedua orangtua itu kini menuntut keadilan. Mereka menggandeng aktifis anak untuk meminta polisi mengusut tuntas kasus yang sudah berjalan selama empat tahun itu.
Lamanya proses penyelidikan yang belum membuahkan hasil, kedua orangtua korban meminta bantuan Siti Sapurah alias Ipung dkk., sekaligus sebagai kuasa hukumnya. Berbagai upaya dan desakan telah dilakukan agar polisi yang menangani perkara ini bisa membuka secara gamblang tabir tewasnya Gek Candra.

Baca juga:  Ingin Mengeroyok, Kakak-adik Malah Bobol Kamar Kos

Minggu (3/6) pagi bertepatan dengan car free day (CFD) di Lapangan Niti Mandala Renon, orangtua korban bersama Ipung dan “Sahabat Gek Candra” melakukan aksi damai dengan satu tujuan supaya polisi segera menuntaskan kasus ini dan menemukan pelakunya. Bahkan di kerumunan warga, kedua orangtua korban tampak menangis saat memakai baju Sahabat Gek Candra. Mereka seakan belum iklas melihat kepergian anak keduanya yang begitu tragis.

Baca juga:  Dari Rekanan dan Penjual Bahan Bangunan Bersaksi hingga Dua Zona Orange Penyumbang Terbanyak

“Intinya kami minta dukungan masyarakat, dan membubuhkan tandatangan di kain putih bagi yang peduli Gek Candra,” tandas Ipung.

Sementara dalan baju kaos di aksi peduli Gek Candra itu bergambar Gek Candra bertuliskan “Save Gek Candra”. Dengan adanya aksi ini, kedua orangtua korban dan Ipung dkk., selaku kuasa hukum korban berharap polisi mengungkap siapa pelaku atas terbunuhnya bocah mungil itu. “Kasus ini sudah sangat lama. Hampir empat tahun berjalan tapi polisi belum menemukan pelakunya,” sambung Ipung. (miasa/balipost)

Baca juga:  Bawaslu Masifkan Pojok Pengawasan
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *