BANYUWANGI, BALIPOST.com – Mudik gratis menggunakan kapal laut dari Banyuwangi ke Sapeken, Madura, menuai protes. Pemicunya, tak semua pemudik terangkut.
Bahkan, tersisa sekitar seratusan pemudik yang belum terangkut, akibat kelebihan penumpang. Hingga, Senin (4/6) pagi, para pemudik itu terpaksa menunggu di Pelabuhan Tanjungwangi, Banyuwangi.
Mudik gratis tahunan ini diberangkatkan, Minggu (3/6) pagi. Namun, Kapal Motor (KM) Sabuk Nusantara 56 yang mengangkut pemudik kapasitasnya terbatas. Hanya, 383 orang. Sedangkan jumlah pemudik mencapai sekitar 400 orang lebih.
Alhasil, tak semua terangkut. Mirisnya, mereka yang belum terangkut ini sudah berhari-hari menunggu di pelabuhan. “Saya sudah menunggu dua malam. Ternyata, tiket ditawarkan online. Waktu pemberangkatan kuota sudah habis. Kami masih menunggu kapal selanjutnya yang dijanjikan akan dating lagi,” kata Irwan, salah satu calon penumpang.
Pria asal Sapeken yang bekerja di Bali ini menuturkan, setiap tahun ada kapal yang melayani mudik gratis. Namun, persoalan tiket selalu terulang. Tahun lalu, keluhnya, ada tiga kapal mudik gratis. Sedangkan tahun ini, kata dia, hanya ada satu kapal mudik gratis.Padahal, banyak calon penumpang yang belum terangkut.
Pihaknya bersama calon penumpang lain memilih bertahan di Pelabuhan Tanjungwangi. Alasannya, tidak ada jalur penyeberangan lain menuju Sapekan. “Kalau lewat Surabaya lebih jauh, biayanya juga tambah mahal,” keluhnya lagi.
Dia berharap ada kapal tambahan sebelum Lebaran. Sehingga, para penumpang bisa merayakan Lebaran di kampung halaman.
Sementara itu, Kepala Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Tanjungwangi Agus Winartono mengatakan pemerintah tetap memberikan solusi untuk mengangkut para pemudik ke Sapekan. Yakni, mengerahkan KM Sabuk Nusantara 115. “Kapal ini akan datang 8-9 Juni besok. Jadi, calon penumpang diminta sabar menunggu,” jelasnya.
Menurutnya, KM Sabuk Nusantara 56 kapasitasnya jauh di atas jumlah penumpang. Demi keamanan pelayaran, pihaknya tetap mengikuti aturan terkait kapasitas penumpang.
Pihaknya menyadari keluhan para pemudik yang ingin segera tiba di kampung halaman. Namun, aturan terkait keselamatan pelayaran harus tetap dijalankan. Selama bertahan di pelabuhan, pihak Pelabuhan Tanjungwangi memberikan bantuan makanan untuk berbuka puasa dan sahur. (Budi Wiriyanto/balipost)