AMLAPURA, BALIPOST.com – Penyelam spearfishing yang sempat dinyatakan hilang, akhirnya ditemukan, Selasa (5/6) pagi. Korban bernama Putu Willem Siertsema ini, ditemukan sudah dalam keadaan meninggal di tengah laut perairan Banjar Nusu, Desa Sukadana, Kecamatan Kubu, oleh Tim SAR Gabungan Dit Polairda Polda Bali, Sat Polair Polres Karangasem, Basarnas Karangasem, BPBD, Balawista dan para relawan.
Kasat Polair Polres Karangasem, AKP I Made Wartama, mengatakan korban ditemukan dalam posisi tengadah di kedalaman 38 meter di bawah permukaan air laut sekitar pukul 09.30 wita. Saat ditemukan, korban juga masih menggunakan perlengkapannya, seperti baju selam panjang warna hitam, snorkel, masker, pin dan sabuk pemberat, persis seperti pada saat korban terahir menyelam di TKP.
“Setelah ditemukan, untuk tindak lanjut jenazah korban dievakuasi oleh Tim SAR Gabungan ke pantai kemudian diantar ke Puskesmas Kubu I untuk dilakukan visum luar,” katanya.
Tim SAR Gabungan ini, juga langsung menghubungi pihak keluarga korban. Atas permintaan pihak keluarga, jenazah langsung dikirim ke rumah duka untuk diproses lebih lanjut. “Pihak keluarga menolak untuk dilakukan otopsi,” tegas Wartama.
Siertsema (24) terakhir dilihat teman-teman ketika menyelam sekitar 50 meter dari bibir pantai, Senin (4/6) lalu. Spearfishing sendiri merupakan teknik menangkap ikan menggunakan tombak, tanpa menggunakan umpan.
Pria asal Banjar Lebah, Desa Kaliasem, Kecamatan Banjar, Buleleng itu melakukan spearfishing menggunakan speargun atau senapan khusus yang dirancang untuk menambakkan tombak pada ikan. Korban bersama enam orang rekannya mulai turun ke laut sekitar pukul 07.30.
Mereka start dari pantai Banjar Lebah, Desa Sukadana. Satu jam setelah sama-sama menyelam, salah seorang rekan korban sempat melihat posisi korban di kedalam 20 meter, sekitar 50 meter dari bibir pantai. Namun setelah itu korban tak diketahui posisinya. Sekitar pukul 09.10 rekan korban I Putu Ngurah Arika Wiguna (35) hanya menemukan speargun korban di dasar laut.
Saat itu pula Arika Wiguna kembali ke darat, namun korban tidak ada. Di sana Arika Wiguna hanya bertemu dengan empat rekannya yang lain yang sejak awal tak ikut menyelam. Curiga korban dalam bahaya, para penghobi spearfishing itupun berusaha melakukan pencarian sampai akhirnya mereka menyerah dan memutuskan melapor ke Pos Polair Kubu. (Bagiarta/balipost)