BANYUWANGI, BALIPOST.com – Pemudik yang melewati jalur Banyuwangi kembali dimanjakan. Pemkab Banyuwangi sedikitnya menyiagakan 8 pos kesehatan yang didukung 25 puskesmas.
Gebrakan ini untuk memberikan kenyamanan bagi para pemudik. Pos pelayanan kesehatan ini dibuka mulai H-7 hingga H+7 Lebaran. Lokasinya di sepanjang jalur mudik dan tempat-tempat pariwisata. Layanannya dibuka selama 24 jam.
Kepala Dinas Kesehatan Banyuwangi, dr. Wiji Lestariono mengatakan delapan pos kesehatan yang disiagakan Pemkab akan bergabung dengan pos pengamanan mudik (pospam) kepolisian. Rinciannya, tersebar di sepanjang jalur jalan nasional, mulai dari Wongsorejo, Watudodol, Ketapang, Kota Banyuwangi, Rogojampi, Jajag, Genteng Kulon dan Kalibaru. “Tenaga medisnya diisi oleh dokter dan perawat dari semua rumah sakit di Banyuwangi. Kita atur jadwalnya jadi tiga shift, sehingga bisa terus siaga selama 24 jam. Layanan di pos kesehatan ini tidak dipungut biaya,” kata dr. Rio, Kamis (7/6).
Dijelaskan, layanan di pos kesejatan mencakup penanganan stabilisasi kegawatdaruratan, dan pelayanan kesehatan sederhana. “Jadi pos kesehatan ini bisa dimanfaatkan untuk penanganan kesehatan ringan, seperti mabuk perjalanan, diare juga stabilisasi pasien kegawatdaruratan sebelum di bawa ke rumah sakit,” terangnya.
Selain pos kesehatan, Pemkab juga menyiagakan 25 puskesmas di seluruh kecamatan. Ini berarti setiap kecamatan akan dicover satu puskesmas yang siaga 24 jam. “Kita menyiagakan puskesmas di tiap kecamatan, karena semua daerah di Banyuwangi menjadi tujuan pemudik,” tuturnya.
Sedangkan di lokasi pariwisata, penanganan kesehatan dilakukan oleh petugas penanggulangan penderita gawat darurat (PPDG) awam dengan pendampingan tenaga kesehatan dari puskesmas setempat. PPGD awam ini merupakan personel pengelola pariwisata yang telah dilatih secara khusus oleh dinas kesehatan. “PPGD awam ini kita libatkan menjaga keselamatan wisatawan karena jumlah destinasi pariwisata di Banyuwangi sangat banyak. PPGD ini telah menjalani training pertolongan pertama kesehatan, seperti metode pernapasan, menghadapi kecelakaan trauma maupun non trauma dan lainnya,” pungkasnya. (Budi Wiriyanto/balipost)