TAK ada yang menyangka dengan hidup seseorang. Siapapun bisa menjadi sukses dan terkenal, termasuk pedagang acung. Inilah kisah pedagang acung dari sebuah desa kecil di Klungkung.
Anak Agung Alit Juliarta, S.Pd., S.I.Kom (28) adalah CEO – Founder PT. Puri Asia Indonesia. Salah satu perusahaan rental villa terkenal yang dimiliki oleh orang Bali. Tak banyak orang Bali memiliki perusahaan rental villa. Karena kompetitornya kebanyakan orang asing.
Tak banyak yang tahu tentang kisahnya. Pemuda biasa yang berasal dari keluarga tidak mampu di Klungkung ini menjelma menjadi pengusaha sukses.
Hidupnya penuh perjuangan. Dimulai saat masih sekolah SD. Untuk bisa bersekolah pria kelahiran 16 Juli itu harus bekerja keras. Karena dari sejak kecil, ia telah terbiasa untuk mandiri, membiayai diri sendiri. Ia menyadari keterbatasan orang tuanya. Ayahnya sering sakit serta ibu yang hanya bekerja serabutan.
Berbagai pekerjaan ia lakoni saat itu. Terang saja demikian, lantaran siapa yang mau mempekerjakan anak kecil. Ia hanya bisa berjualan acung/asongan, berjualan air mineral, apapun ia jual. Ia juga sempat bekerja sebagai penjahit. Dari sana ia belajar menjahit dan sempat memiliki usaha produksi umbul-umbul Bali. Persaingan yang ketat dan modal yang minim membuat usahanya kandas.
Seiring usianya, Runner Up 2 Jegeg Bagus Klungkung ini pun melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi. Saat akan menginjak SMA, ia bingung harus bersekolah dimana karena NEM kecil. Tak diterima di SMA Negeri, ia pun bersekolah di sebuah SMK Pariwisata. Dari sanalah Ketua Jegeg Bagus 2011 ini memulai karir pariwisatanya.
Belum menamatkan jenjang SMK, ia pun harus bekerja untuk biaya sekolah dan hidup sehari-harinya. Usianya belum mencukupi untuk syarat bekerja secara formal. Namun berkat hubungan pertemanan yang ia jalin saat training sekolah, ia diajak bekerja oleh temannya pemilik restaurant. Jalannya begitu berat. Ia harus menempuh jarak yang cukup jauh, dari Klungkung ke Seminyak untuk bekerja. Sepulang sekolah pukul 14.00, ia harus berangkat ke Seminyak untuk bekerja. Ia bekerja dengan giat. Jabatannya pun perlahan naik.
Setelah menamatkan pendidikan SMK tak langsung membuatnya melanjutkan ke perguruan tinggi. Hotel, Restaurant, dan Villa pernah menjadi tempatnya mengadu nasib. Mulai dari Kuta, Seminyak, Sanur hingga Ubud. Sampai suatu ketika dari Klungkung perjalanan menuju tempat kerja, ia berhenti di sebuah warung makan di Ketewel. Ia membaca lowongan pekerjaan di surat kabar. Lowongan pekerjaan untuk data entry di sebuah perusahaan properti di Kuta.
Dari sanalah tonggak perubahan hidupnya. Ia belajar marketing khususnya digital marketing. Ia berhubungan dengan klien-klien besar dan kenal banyak orang dari seluruh dunia. Termasuk teman kerja sekantornya, kebanyakan orang asing.
Keterampilan bahasa Inggrisnya diasah selama ia bekerja di pariwisata. Hingga kini ia menjadi lulusan Sarjana Pendidikan Bahasa Inggris dari Universitas Mahasaraswati. Tak puas hanya belajar Pendidikan Bahasa Inggris, ia juga belajar Ilmu Komunikasi di Universitas Terbuka hingga menamatkan gelar Sarjana Ilmu Komunikasi. Tak ada yang percuma dari pelajaran yang ia tempuh. Ilmu Komunikasi dengan keterampilan berbahasa Inggris benar-benar menunjang karirnya sebagai public speaking, penyiar radio, motivator, dan MC.
Di perusahaan properti itu ia belajar digital marketing dan bertemu banyak klien. Melihat peluang yang ada, ia pun merintis usaha sejenis dengan membuat website rental villa. Di website itu pertanyaan-pertanyaan mulai muncul. Itu artinya orang sudah mulai membuka websitenya. Akhirnya ia memutuskan berhenti di perusahaan properti itu dan membuat perusahaan sendiri.
Perusahaan yang dibangun kecil-kecilan di tahun 2009, akhirnya berbadan hukum CV tahun 2013. Seiring berjalannya waktu, badan hukum perusahaannya diubah menjadi PT www.puriasia.com kini telah menampilkan lebih dari 500 villa mewah di Bali, Lombok, Phuket, Sri Lanka, dan Maldives serta memiliki kantor cabang di Jakarta.
Satu demi satu impiannya terwujud. Rumah asalnya yang semula berdindingkan batako, kini telah dipoles. Rumah sederhananya kini berubah menjadi rumah khas Bali dengan finishing yang apik. Tak cukup itu, ia juga membangun rumah di Denpasar untuk saudara-saudara sekandungnya bisa tinggal dan mencari pekerjaan. Rumah, kendaraan pribadi, pendidikan hingga sarjana untuk kakak dan adiknya telah ia berikan kepada keluarga, serta jalan-jalan ke luar negeri sudah menjadi kegiatan rutinnya.
Saat ditanya lagi goal berikutnya, dengan mantap ia menjawab ingin melanjutkan pendidikan master business di perguruan tinggi di Belanda dan menjadi dosen enterpreneur di Indonesia. (adv/balipost)