PEMKAB Klungkung baru saja menerima penghargaan dari Presiden RI Joko Widodo atas program Universal Health Coverage (UHC) yang telah berjalan sukses. Kini, prestasi membanggakan kembali berhasil ditorehkan. Dua program inovatif handalan, yakni Beli Mahal Jual Murah (Bima Juara) dan program pemanfaatan energi terbarukan melalui penanganan sampah dengan sistem Tempat Olah Sampah Setempat (TOSS), masuk nominasi Top 99 Inovasi Pelayanan Publik tahun 2018 pada Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KIPP).
Hal tersebut disampaikan melalui pengumuman Tim Panel Independen Nomor : 001/TPI.06/2018 tentang Top 99 Inovasi Pelayanan Publik Tahun 2018 Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik di Lingkungan Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah, Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik Daerah yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi, 8 Juni 2018.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Klungkung Ida Bagus Gde Juanida, Minggu (10/6) menyampaikan program Beli Mahal Jual Murah bermula dari komitmen Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta dan Cawabup I Made Kasta dalam peningkatan kesejahteraan petani.
Dalam penerapannya, Pemkab menggandeng Koperasi Unit Desa (KUD) Panca Satya, Dawan Klod Kecamatan Dawan, Arta Wiguna di Desa Gelgel Kecamatan Klungkung, dan Jaya Werdhi, Desa Takmung Kecamatan Banjarangkan. Itu membeli langsung gabah petani dengan harga lebih mahal dan menjual beras lebih murah dari pasaran. “Dengan metode ini jalur distribusi gabah dan pendistribusian beras dapat dipangkas. Tidak lagi dikirim keluar daerah untuk digiling. Tetapi bisa di dalam daerah,” ujarnya.
Strategi ini juga sekaligus untuk menghindari monopoli tengkulak maupun sebagai upaya meningkatkan pemanfaatan beras lokal oleh masyarakat. Kepala Dinas Koperasi, UKM dan Perdagangan Klungkung, I Wayan Ardiasa mengatakan pemkab terus mengevaluasi program ini. Dalam meningkatkan serapan gabah petani, direncanakan kerjasama juga dijalin dengan KUD Sri Sedana, Desa Aan. Pembahasan sudah sempat diilakukan sebelumnya. “Memang kami ada upaya untuk menggandeng KUD lain lagi. Rencananya juga KUD Bakas dan Sapta Sedana di Desa Selat. Itu masih menunggu pembentukan pengurus. Sedang dibahas,” terangnya.
Sementara itu, untuk program TOSS, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Pertanahan Klungkung, Anak Agung Kirana menjelaskan telah mampu mempercepat penanganan sampah yang kini masih menjadi persoalan. Sampah cukup diolah melalui proses peuyeumisasi, briketisasi/peletisasi, dan gasifikasi, dengan menggunakan bio activator. Dalam sepuluh hari, volume sampah sudah berkurang. Itu langsung diolah menjadi pelet yang digunakan sebagai bahan bakar maupun penghasil listrik. “Program ini sudah diterapkan 12 desa. Sudah ada yang menghasilkan pelet. Dijual ke PT. Indonesia Power,” jelasnya.
Mantan Sekwan Klungkung ini menegaskan program yang bekerja sama dengan Sekolah Tinggi Teknik (STT) PLN, Jakarta ini selaras dengan program kerja dari Pemkab, yakni Gerakan Masyarakat Santun dan Inovatif (Gema Santi). “Kami berupaya terus mengembangkan ini. Karena juga bisa memberi dampak ekonomi untuk masyarakat,” katanya.
Sebelumnya, program tersebut juga memantik perhatian anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres), Suharso Monoarfa dan langsung melakukan kunjungan lapangan. Apresiasi dan rasa bangga pun sempat diutarakan karena membuktikan bangsa Indonesia tidak ketinggalan di bidang teknologi. Hal serupa juga diutarakan anggota Komisi V DPR RI, Nurhayati Monoarfa dan anggota DPRD Badung, Luh Gede Sri Mediastuti. (Adv/balipost)