BANYUWANGI, BALIPOST.com – Panjangnya libur Lebaran ikut berdampak pada pergerakan para pemudik dari Bali ke Jawa. Hingga H-3, Selasa (12/6), jumlah pemudik yang meninggalkan Bali sudah tembus 70 persen, dibandingkan tahun lalu. Puncak arus mudik terakhir diperkirakan, Rabu (13/6), atau H-2 Lebaran.
General Manager PT ASDP Indonesia Ferry Ketapang-Gilimanuk puncak arus balik dari Bali sempat terjadi Senin (11/6) malam. Diperkirakan, akan berlanjut lagi Rabu. “Kami prediksi, Rabu akan puncak arus mudik lagi dari Bali. Sebab, saat ini sudah banyak karyawan yang mulai libur, dan mereka mulai bergerak (menyeberang) setelah buka puasa,” ujarnya, Selasa (11/6).
Dijelaskan, tahun 2018, penumpang di lintasan Ketapang-Gilimanuk diprediksi mencapai 1,196 juta orang atau naik 4 persen dibandingkan tahun 2017 sebanyak 1,150 juta orang. Sedangkan roda dua diprediksi tembus 165.028 unit, naik 6 persen dari tahun lalu. Sedangkan roda empat mencapai 172.547 unit, diperkirakan naik 5 persen dari tahun lalu.
Data dari Posko Pelabuhan Gilimanuk, hingga Selasa pagi, jumlah pemudik pejalan kaki dari Bali ke Jawa sebanyak 235.361 orang, roda dua 46.966 unit dan roda empat 27.943 unit.
Menurut Elvi Yosa, pemudik dengan roda dua yang sudah menyeberang dari Bali ke Jawa baru sekitar 56 persen, sedangkan roda empat sekitar 64 persen. “ Kita prediksi, sisa pemudik ini akan mengalir mulai Selasa malam hingga Rabu malam,” jelasnya.
Terus padatnya pemudik dari Bali dan penumpang dari Jawa, PT ASDP Ketapang-Gilimanuk tetap mempercepat jadwal bongkar muat kapal. Kapal yang penuh langsung diberangkatkan. Sehingga, bisa mengurai antrean dengan cepat.
Khusus di Gilimanuk, kata dia, antrean pemudik terjadi mulai malam hingga pagi hari. Sebab, para pemudik cenderung berangkat dari Denpasar dan sekitarnya pada malam. Sehingga menumpuk di pelabuhan bersamaan. Tahun ini, lanjut dia, tren pemudik beralih dari roda dua ke roda empat. “ Kami tambah jumlah loket untuk mempercepat pembelian tiket,” imbuhnya.
Selain itu, diterjunkan satu kapal sapu jagat KM Drajat Paciran yang mampu mengangkut hingga 350 orang, ratusan motor dan puluhan kendaraan pribadi. (budi/balipost)