MANGUPURA, BALIPOST.com – Selama pelaksanaan IMF Annual Meeting di Bali Oktober mendatang, sejumlah tempat wisata akan menjadi rujukan untuk dikunjungi oleh delegasi. Tidak hanya di Bali, namun tempat wisata yang ada di luar Bali juga akan ditawarkan.
Seperti diketahui, peserta konferensi yang melakukan sidang Internasional di Bali, tentunya membawa staf anggota dan juga keluarga. Boleh dikatakan, mereka kalau konferensi di Bali, sekalian juga rekreasi. Hal itu diungkapkan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Agus Santoso disela kunjungan kerja di Bandara Ngurah Rai, Selasa (12/6).
Untuk itu, kata Agus Santoso, peserta konferensi ini nantinya akan diberikan suatu panduan untuk bisa mengunjungi beberapa tempat yang potensi wisata maupun kerajinannya cukup menarik. Salah satu yang akan ditawarkan adalah Banyuwangi.
Untuk itu pihaknya berharap, ada penerbangan langsung dari Denpasar ke Banyuwangi dan juga ke tempat lain. Ini untuk memfasilitasi peserta sidang agar bisa menikmati tempat lain.
“Tidak hanya dekat sini, tapi daerah lain seperti Solo, Jogja, Semarang semua juga disiapkan. Bahkan sampai Jakarta, Kualanamu (Medan), Silangit (Sumatera Utara),” pungkasnya.
Untuk realisasinya nanti, pihaknya mengakui, hal itu perlu disesuaikan dengan pasar yang ada. Karena dari sisi ekonomi, pihak airline terbang ke suatu tempat tidak mungkin mau rugi.
Untuk itulah, pihak airline perlu melakukan kajian bersama. Bahkan sebelum mengajukan ijin kepada pihak Kementerian, mereka harus sudah memiliki study yang komprehensif mengenai potensial market yang ada di tepat tersebut.
Pemerintah dalam hal ini Kemenhub mendorong upaya tersebut. Bahkan pemerintah sendiri terus berupaya menyediakan bandara dengan mempercantik sejumlah bandara. Tidak hanya itu, terminal yang dulunya sumpek, kini mulai dibangun terminal baru seperti di Semarang.
Selain itu, beberapa tempat yang menjadi konektifitas akan dikembangkan. Karena seperti program kerja Presiden Jokowi, untuk membangkitkan ekonomi hal utama yang harus dikembangkan adalah konektifitas. “Untuk itu kementerian memberikan akses sebesar-besarnya dengan cara membangun tempat-tempat yang bepotensi untuk pertumbuhan ekonomi,” pungkasnya. (Yudi Karnaedi/balipost)