SINGARAJA, BALIPOST.com – 83 siswa SNDN 3 Pemuteran, Kecamatan Gerokgak mengalami gejala keracunan usai menyantap nasi bungkus pada acara perpisahan di sekolah setempat, Rabu (13/6). Para siswa itu dilarikan ke Puskesmas Gerokgak I dan Rumah Sakit Pratama Tangguwisia, Kecamatan Seririt.

Salah seorang siswa, Putu Deby Cahyani (11) siswa kelas IV mengatakan ia dan seluruh siswa di sekolahnya menyantap nasi yang dibagikan guru pada pukul 09.00 wita. Sekitra pukul 11.30 wita seluruh siswa dipulangkan usai acara perpisahan.

Baca juga:  Kasus COVID-19 Bali Masih Melonjak, Lima Zona Merah dan 1 Orange Jadi Penyumbang Terbanyak

Setelah sampai di rumah sekitar pukul 14.00 wita, Deby mulai merasakan mual dan muntah. Deby pun mengaku sempat pingsan setelah muntah beberapa kali hingga akhirnya menjalani perawatan di rumah sakit. “Semua dapat nasi yang dibagikan oleh guru. Lauknya telur, daging babi, daging ayam, dan mi goreng,” katanya.

Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Buleleng, Gede Suyasa mengatakan dari total 184 orang siswa, 12 orang siswa izin sehingga yang makan nasi bungkus itu hanya 173 anak. Pihaknya sudah mendata sampai pukul 21.00 wita, jumlah siswa yang dibawa ke Puskesmas Gerokgak I dan dirujuk ke Rumah Sakit Pratama sebanayk 83 orang.

Baca juga:  Seperti Galapagos, Bali Perlu "Heritage Fund"

7 orang dinyatakan harus menjalani rawat inap, 7 orang rawat inap di Puskesmas Gerokgak I dan 69 anak rawat jalan.

Suyasa menyayangkan, kasus keracunan masal terulang kembali. Meski pihaknya sudah berulang kali membuat surat edaran serta penegasan melalui hmbauan saat rapat-rapat dengan para guru. Terkait masalah biaya, pihaknya juga mengaku sedang membuat surat permohonan pembebasan biaya pengobatan kepada Bupati Buleleng, sehingga seluruh koran bebas dari biaya pengobatan.

Baca juga:  Miris, Tiga SMP Swasta di Badung Tak Kebagian Siswa

Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan (Kadiskes) Buleleng dr IGN Mahapramana mengatakan, untuk memastikan penyebab keracunan, pihaknya telah mengambil sampel makanan, minuman dna muntahan korban. selanjutnya pihaknya akan membawa sampel tersebut untuk diuji di laboratorium. (Mudiarta/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *